Perolehan koin Shopee dalam perspektif hukum ekonomi syari’ah

Shopee merupakan aplikasi marketplace online untuk transaksi jual beli melalui ponsel dengan cepat dan mudah. Kehadirannya sebagai aplikasi mobile memberikan kemudahan bagi para penggunanya untuk melakukan transaksi secara online. Shopee memberikan penawaran berbagai macam produk, dari produk yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari hingga produk fashion dengan proses pembayaran yang mudah dan aman serta pengaturan logistik yang sangat terjamin. Shopee memberikan berbagai penawaran menarik agar konsumen tertarik untuk melakukan pembelian di Shopee. Salah satunya adalah memberikan penawaran reward koin yang bisa digunakan untuk mengurangi jumlah total pembelian produk yang ingin dibeli. Reward koin tersebut dapat diperoleh konsumen melalui lima jenis mekanisme, yaitu penggunaan voucher cashback, penilaian produk, Shopee Games, Shopee Live, Absen Reward dengan berbagai ketentuan di dalamnya. Namun, terdapat permasalahan pada koin yang telah diperoleh konsumen. Beberapa mahasiswa UIN Walisongo selaku konsumen Shopee yang melaksanakan mekanisme perolehan koin Shopee merasa ada unsur penipuan pada perolehan koin Shopee karena koin yang telah diperoleh akan kedaluwarsa pemakaiannya apabila tiga bulan dari masa penerbitan koin jika tidak digunakan. Oleh karena itu, adanya permasalahan yang belum diketahui hukumnya tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam terkait hukum dari mekanisme koin Shopee dalam perspektif hukum ekonomi syari’ah. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui mekanisme perolehan koin Shopee dalam perspektif hukum ekonomi syari’ah dengan dua rumusan masalah: 1) Bagaimana mekanisme perolehan koin Shopee? 2) Begaimana hukum memperoleh koin Shopee dalam perspektif hukum ekonomi syari’ah? Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian lapangan. Sumber data berasal dari beberapa mahasiswa UIN Walisongo Semarang yang menjadi konsumen Shopee, dua penjual di Shopee, dan pihak Shopee. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, kemudian melakukan metode wawancara untuk memperoleh informasi lebih akurat serta menggunakan metode dokumentasi untuk memperoleh data-data dari buku, jurnal, disertasi, kitab, skripsi, thesis yang relevan dengan topik yang sedang diteliti oleh peneliti. Analisis data dengan cara mereduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa: pertama, mekanisme perolehan koin Shopee terbagi menjadi lima jenis perolehan, yaitu 1) Melalui penilaian produk 2) Penggunaan voucher cashback 3) Absen reward 4) Shopee Live 5) Shopee Games, masing-masing memiliki cara main yang berbeda-beda serta pemberian jumlah koin yang berbeda. Kedua, perolehan koin Shopee dalam perspektif hukum ekonomi syari’ah dalam perolehannya telah mengimplementasikan ju’alah yang diperbolehkan dalam Islam. Terkait problematika batas waktu penggunaan koin sebagai upah dalam akad ju’alah yang terimplementasi dalam mekanisme perolehannya, Shopee selaku ja’il telah menjelaskan kebijakan tersebut sebelum terjadinya perjanjian akad tersebut. Kebijakan-kebijakan tersebut merupakan bentuk sighat secara tertulis yang mana tercantum dalam kebijakan pelayanan di Shopee otomatis disepekati tanpa adanya persetujuan dari pihak konsumen terlebih dahulu telah mengandung gharar yasir (ringan). Meskipun mengandung gharar, namun gharar yang terkandung menurut ijma’ ulama merupakan gharar yang ringan sehingga dimaklumi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya masa kedaluwarsa penggunaan koin Shopee tidak mempengaruhi hukum kebolehan transaksi akad ju’alah yang terimplementasi dalam perolehan koin