TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD IJARAH PEMBIAYAAN LEASING SEPEDA MOTOR DI BMT FORSITAMA BERBAH, SLEMAN YOGYAKARTA

Praktek pembelian sepeda motor secara kredit saat ini telah berkembang luas, baik melalui leasing maupun dengan pembiayaan yang bersifat syari’ah yaitu ijarah sebagaimana yang diterapkan di BMT FORSITAMA ini. Hal ini ditengarai karena kebutuhan dan budaya konsumtif masyarakat yang semakin hari semakin meningkat. Leasing adalah kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati bersama. Sedangkan ijarah merupakan akad yang mengatur pemanfaatan hak guna tanpa terjadi pemindahan kepemilikan. Walaupun sama-sama mengacu pada hal ihwal sewa-menyewa, tetapi pembiayaan leasing dan ijarah di BMT FORSITAMA ini pada dasarnya beda. Hal ini ditinjau dari segi istilah dan kepemilikan barang (obyek sewa) yang akan dianalisis penulis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis berdasarkan hukum Islam terkait istilah akad ijarah dan bentuk perpindahan kepemilikan obyek sewa terhadap pembiayaan leasing sepeda motor di BMT FORSITAMA, Berbah. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian lapangan (field research). Oleh karenan itu, dalam penelitian ini penulis menggunakan pengumpulan data yang diperoleh dengan melakukan penelitian langsung terhadap pihak BMT FORSITMA, Berbah, Sleman selaku pemberi pembiayaan. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan normative yang bertujuan untuk mengetahui apakah sudah sesuai dengan hukum Islam atau belum dan bagaimana penerapan pemberian pembiayaan BMT terhadap leasing tersebut, apakah banyak manfaatnya atau banyak kemudharatannya. Penelitian ini bersifat perskriptif yaitu menilai tentang pembiayaan leasing sepeda motor yang diberikan BMT FORSITAMA dengan tujuan penelitian untuk mengetahui apakah sudah sesuai dengan hukum Islam atau belum. Dalam pengambilan data di lapangan, penulis menggunakan metode wawancara, kepustakaan dan dokumentasi yang kemudian dari semua data tersebut dapat dianalisis menggunakan metode berfikir deduktif. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa istilah akad yang sesuai terhadap pembiayaan leasing sepeda motor di BMT FORSITAMA Berbah berdasarkan hukum Islam adalah akad pembiayaan al-Ijarah al-Muntahiyah bi al- Tamlik, bukan akad ijarah yang kemudian di perbarui dengan akad murabahah untuk pengalihan perpindahan kepemilikan sepeda motor. Hal ini dapat dilihat dari penghitungan nilai angsuran akad pembiayaan ijarah di BMT FORSITAMA yang berdasarkan nilai jual bukan nilai sewa. BMT FORSITAMA cukup menghibahkan sepeda motor di akhir masa ijarah. Tanpa memperbarui akad untuk perpindahan kepemilikan diakhir masa ijarah. Kemudian melihat praktik pembiayaan leasing berdasarkan financial lease, yang mana dalam kepemilikan obyek sewa beralih ke anggota maka penggunaan akad yang sesuai adalah akad pembiayaan al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik