IMPLEMENTASI HADIS TANGGUNG JAWAB KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN PABELAN (STUDI LIVING HADIS)

Dewasa ini hadis tidak cukup hanya berkutat dalam sebuah “kotak” penghafalan dan perdebatan di kelas-kelas kuliah saja, melainkan harus dapat menjawab berbagai masalah sosial yang setiap detiknya selalu berubah. Salah satu hadis yang menjadi sorotan adalah hadis tentang tanggung jawab kepemimpinan. Sudah menjadi rahasia umum bahwa, sebagian dari para pemimpin di Indonesia melakukan tindakan tercela dan tidak manusiawi, amanah dan tanggung jawab yang mereka emban, hanya sebuah batu loncatan untuk memperoleh kekuasaan hingga mendapatkan kesempatan dalam memperkaya diri atau kelompoknya. Seakan uang menjadi alat tukar yang dapat membeli harga diri. Hal ini akan terus berlanjut jika tidak ada sikap tegas dari pemerintah dan juga tentunya partisipasi warga itu sendiri. Salah satu bentuk partisipasi warga dalam meminimalisasi hal tersebut adalah dengan memberikan pendidikan moral kepada anak-anak mereka sedini mungkin, khususnya tentang pendidikan kepemimpinan yang dapat menjadi salah satu modal dalam membentuk karakter manusia yang bermoral. Peran lembaga pendidikan menjadi salah satu hal vital dalam membentuk karakter manusia yang bermoral. Sekalipun terdapat cukup banyak lembaga pendidikan yang ada di Indonesia, hal ini tidak memberikan jaminan, bahwa karakter anak bangsa yang bermoral dapat terbentuk. Berangkat dari kegelisahan ini peneliti tertarik untuk mempelajari lebih dalam bagaimana sistem pendidikan yang diterapkan dalam suatu lembaga pendidikan. Khususnya Pondok Pesantren Pabelan. Pendidikan yang diterapkan oleh pesantren tersebut memiliki beberapa metode dalam membentuk karakter pemimpin yang baik. Tercermin dalam kegiatan santrinya, yang selalu mengajarkan mereka untuk dapat memimpin diri sendiri dan orang lain dengan berlandaskan hadis Nabi SAW. Hal yang menarik adalah bagaimana para santri tersebut dapat memaknai hadis Nabi tentang kepemimpinan? Hingga mereka dapat melaksanakan proses pendidikan kepemimpinan yang terdapat di pesantren. Dan juga bagaimana bentuk kongkrit dari kegiatan tersebut yang dilandasi dengan hadis Nabi SAW?. Adapun metode yang akan digunakan oleh peneliti dalam menjawab permasalahan tersebut adalah dengan metode living hadis. Khususnya dengan metode mixed-research. Peneliti mengkolaborasikan antara ilmu hadis dengan ilmu praktis sosial, dengan tujuan mengetahui sejauh mana hadis tersebut dapat dimaknai dan dipraktikkan dalam proses pendidikan kepemimpinan yang terjadi di Pondok Pesantren Pabelan. Metode tersebut dapat memudahkan peneliti dalam mendapatkan hasil yang maksimal, dikarenakan dalam menganalisa suatu masalah yang terjadi di lapangan, peneliti tidak hanya menggunakan “satu kacamata” saja. Hasil dari penelitian tersebut akan memberikan gambaran bagaimana sebuah hadis tanggung jawab kepemimpinan dapat dimaknai dan dipraktikkan dalam kehidupan para santri, khususnya dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh pengurus dan dilaksanakan oleh para santri. Hingga akan mengantarkan pembaca sekalian kepada dampak yang terjadi setelah santri mempraktikkan hadis Nabi tersebut