KAPITALOSEN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN MENURUT AL-QUR’AN (Pendekatan Ma’na-Cum-Maghza pada Q.S Al-Rum Ayat 41-42)

Persoalan kerusakan ekologi di Indonesia tidak hanya terjadi atas reaksi aktivitas perubahan alam, melainkan juga dihadapkan dengan desakan kapitalisme. Hal ini menunjukkan titik utama kerusakan lingkungan bukanlah suatu yang terjadi begitu saja atau sebuah kecelakaan belaka, melainkan kesengajaan kapitalisme demi keberlangsungan kehidupan sistemnya. Untuk mereduksi daripada sistem yang jahat ini maka diperlukan kesadaran tentang memelihara keseimbangan alam dan keseimbangan sosial. Hal ini dapat terwujud jika akal dan nafsu dikendalikan dan mengindahkan azas keseimbangan dan menghindari sikap merusak (destruktif). Kondisi yang kacau tersebut memicu kecemasan dan kekhawatiran umat manusia akan kepunahan bumi. Maka kajian penelitian ini akan menjawab bagaimana al-Qur’an berbicara tentang lingkungan dan dampaknya bagi kehidupan manusia. Pembahasan dalam tulisan ini mengkaji Q.S al-Rum ayat 41-42 yang banyak dijadikan referensi dalam penelitian lain sebagai ayat tentang kerusakan lingkungan menggunakan pendekatan ma’nā-cum-maghzā. Berangkat dari keresahan terhadap fenomena tersebut, penulis berusaha mengkajinya dengan mempertanyakan beberapa masalah diantaranya pertama, analisa kebahasaan untuk menggali makna historis pada ayat tersebut. Yang kedua, analisa konteks historis untuk menentukan signifikansi historis. Yang ketiga reaktualisasi signifikansi historis untuk dipahami dalam konteks ke-kinian dan ke-disinian. Bertumpu pada pertanyaan-pertanyaan tersebut, penulis mengkaji dan meniliti kerusakan lingkungan menurut al-Qur’an pada Q.S al-Rum Ayat 41-42 dengan metode deskriptif-analitik berbasis library research, yang mana melalui pendekatan ma’na-cum-maghza, dengan melalui upaya menyelisik makna dan pesan utama saat al-Qur’an diturunkan, melalui pendekatan sejarah dengan memperhatikan kondisi sosial budaya dan sosio-kultural yang melatar belakangi ayat tersebut diturunkan. Dan juga penulis menggunakan metode dengan meminjam pemikiran Sahiron Syamsuddin dimana pendekatan ini salah satu model pendekatan hermeneutika al-Qur’an yaitu pendekatan ma’na-cum-maghza, dan pemikiran dari James W Moore dibukunya yang berjudul Anthropocene or Capitalocene yang banyak membahas tentang kapitalosen dalam krisis ekologi dan kerusakan lingkungan. Dari hasil penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa term al-fasa>d sebagai perilaku destruktif manusia secara esensial juga berkaitan dengan sifat-sifat buruk manusia yang lain, yakni kesombongan, kerakusan, keserakahan yang akhirnya melebur pada satu sistem ekonomi yang banyak digunakan di berbagai negara, yakni Kapitalisme. Hubungan Kapitalisme dan lingkungan selain merupakan hubungan langsung juga merubah paradigma masyarakat secara umum tentang nilai alam sebagai nilai kehidupan menjadi sekedar nilai jual. Karena itu penting untuk menyadari lebih lanjut peran alam kepada aspek kehidupan yang lebih fundamental dan mengambil pelajaran dari peristiwa di masa lalu