STUDI PANDANGAN MAHASISWA JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UIN YOGYAKARTA TERHADAP PERNIKAHAN BEDA AGAMA

Fenomena pernikahan beda agama bukanlah hal yang baru di Indonesia, meskipun undang-undang perkawinan No 1 tahun 1974 tidak mengatur tentang pernikahan yang calon suami atau calon istrinya yang memeluk agama berbeda. Sementara seluruh agama yang diakui di Indonesia tidak membolehkan adanya pernikahan yang dilakukan jika kedua calon berbeda agama. Dalam agama Islam sendiri larangan pernikahan beda agama dilarang sebagaimana yang tertera dalam al-Qur’an surat al Baqarah ayat 221 serta surat al Mumtahanah ayat 10. Penelitian ini adalah penelitian lapangan yaitu dengan tehnik wawancara serta kuesioner, dengan sumber data primernya adalah mahasiswa perbandingan agama. Sumber data sekundernya antara lain buku-buku, majalah-majalah, jurnal dan sebagainya yang terkait dengan pernikahan beda agama. Penelitian ini akan dikaji lebih dalam melalui pendekatan sosiologi dengan menggunakan metode aplikasi teori tipologi beragama yang terbagi menjadi 3 yakni inklusif, eklusif serta pluralis. Hasil penelitian menunjukan bahwa pandangan mahasiswa perbandingan agama dalam menanggapi masalah pernikahan beda agama terbagi menjadi tiga kubu, yakni inklusif, eklusif dan pluralisme. Kubu yang inklusif memahami pernikahan beda agama berdasarkan nash al Qur’an yang membolehkannya, yakni surat al Maidah ayat 5. Mahasiswa yang ekslusif berlandaskan surat al Baqarah ayat 221 dan al Mumtahanah ayat 10. Sedangkan mahasiswa yang pluralis menyatakan bahwa beda agama bukanlah menjadi salah satu hambatan dalam membentuk suatu pernikahan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemikiran atau pandangannya antara lain adalah: doktrin agama, keluarga, lingkungan dan faktor pembelajaran Perbandingan Agama.