Uji Mutu Fisik dan Organoleptik Mi Basah Ikan gabus dan pure labu kuning Sebagai Makanan Alternatif Diabetes Melitus Tipe 2

Mi merupakan salah satu sumber karbohidrat yang masih diminati oleh masyarakat namun perlu adanya pengembangan apabila mi akan digunakan sebagai salah satu terapi gizi pasien diabetes melitus tipe 2. Pengembangan yang dilakukan dapat berupa penambahan bahan baru pada bahan utama mi seperti pada penelitian ini menambahkan ikan gabus dan pure labu kuning dalam pembuatan mi basah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan daya serap air dan elastisitas pada mi basah dengan penambahan bahan baru serta melihat daya terima mi di masyarakat melalui uji kesukaan produk pada 25 panelis. Penelitian dilakukan menggunakan metode laboratory experimental dengan rancangan acak lengkap. Terdapat empat perlakuan mi dengan perbandingan ikan gabus dan puree labu kuning yaitu P0 sebagai kelompok kontrol, P1 = 18:4 g, P2 = 17:5 g, dan P3 = 16:6 g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan daya serap air (p = 0,571) namun terdapat perbedaan elastisitas pada mi basah (p = 0,019). Dari uji organoleptik didapatkan hasil tidak ada perbedaan pada warna (p = 0,208), aroma (p = 0,434), dan tekstur (p = 0,128) namun terdapat perbedaan pada rasa dari mi basah (p = 0,011). Penilaian panelis terhadap produk menunjukkan bahwa mi dengan perlakuan terbaik berada pada mi P2. Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penambahan ikan gabus dan labu kuning berpengaruh pada daya elastisitas namun tidak berpengaruh pada daya serap air mi basah. Secara penerimaan, mi basah dengan penambahan ikan gabus dan pure labu kuning dapat diterima dengan baik oleh panelis