Modifikasi Nanoselulosa Sebagai Pelapis Pada Kemasan Makanan Aktif Berbasis Kertas Daur Ulang

Daur ulang kertas dapat diaplikasikan untuk mengurangi penggunaan sumber daya baru, namun kualitas kertas yang dihasilkan ikut menurun. Oleh karena itu, dilakukan upaya untuk meningkatkan kualitas kemasan kertas seperti pelapisan (coating). Selulosa dinilai potensial sebagai bahan pelapis kertas, dimana modifikasi struktur selulosa dilakukan untuk meningkatkan fungsionalitas dan kompatibilitasnya dengan matriks polimer. Penggunaan surfaktan kationik dapat mencegah terjadinya aglomerasi nanoselulosa. Tahap penelitian meliputi daur ulang kertas, modifikasi nanoselulosa, pelapisan nano-selulosa kationik pada kertas daur ulang, dan analisis hasil. Modifikasi dengan metode kationisasi menggunakan surfaktan kationik CHPTAC dengan variasi rasio mol 3, 4, dan 5, dan suhu kationisasi 50, dan 70°C. Pelapisan nanoselulosa kationik pada kertas daur ulang dilakukan variasi konsentrasi berat kering nanoselulosa meliputi 2, 4, 6, 8, dan 10 g kering nanoselulosa/m2 luasan kertas dengan metode deep coating. Hasil analisa gugus fungsi menunjukkan adanya perubahan intensitas gugus fungsi seiring dengan penambahan rasio mol CHPTAC (pada bilangan gelombang sekitar 1645 cm-1 yang diperoleh dari air garam quartener pada CHPTAC). Nilai zeta potensial meningkat seiring dengan semakin tinggi rasio mol dan suhu kationisasi. Nanoselulosa kationik dengan rasio 3;suhu 70°C dilanjutkan ke tahap pelapisan pada permukaan kertas daur ulang karena secara kenampakan suspensi terlihat lebih stabil, adanya perubahan pada gugus fungsi, dan memiliki nilai zeta potensial lebih dari mendekati +30mV. Hasil analisis sidik ragam (ANOVA) kertas daur ulang terlapisi nanoselulosa kationik menunjuk-kan hasil yang signifikan pada sifat fisik kertas, namun tidak signifikan pada sifat mekanis kertas. Terlepas dari signifikansi yang dihasilkan pada beberapa pengujian, peningkatan kualitas kertas belum bisa tercapai dengan optimal