Penggantian, Penambahan Dan Pembetulan Kesalahan Dalam Pembuatan Akta Di Bawah Tangan

Kebutuhan masyarakat terhadap akta pada saat ini tentu sangat penting baik akta autentik maupun akta di bawah tangan. Setiap perbuatan yang dapat menimbulkan akibat hukum sangatlah perlu untuk dibuat pembuktiannya, salah satu caranya adalah dengan membuat akta. Akta yang dibuat dihadapan notaris atau pejabat yang berwenang akan disebut sebagai akta autentik, dan akta yang dibuat dihadapan para pihak yang membuat perjanjian akan disebut sebagai Akta Di Bawah Tangan. Dalam proses pembuatan akta, tidak terlepas dari adanya kesalahan. Kesalahan dalam pembuatan akta bisa berupa kesalahan pengetikan nama atau jumlah angka, tanggal atau bisa saja para pihak kemudian ingin menambahkan pasal lainnya tetapi akta sudah selesai dibuat. Pada akta autentik cara untuk memperbaiki akta apabila terdapat kesalahan sudah diatur di dalam pasal 48 sampai pasai 50 Undang-Undang Jabatan Notaris Nomor 2 Tahun 2014. Akan tetapi undang-undang tidak mengatur bagaimana cara memperbaiki akta di bawah tangan apabila terdapat kesalahan. Berdasarkan hal tersebut rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara mengganti, menambah dan membetulkan akta apabila terdapat kesalahan dalam akta di bawah tangan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif dan menggunakan pendekatan Perundang-Undangan ( statute approach) karena Penelitian ini merupakan penelitian yang fokus mendeskripsikan dan juga menelaah atau mengkaji peraturan perundang-undangan atau aturan lain yang berlaku untuk menjawab isu hukum. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan metode di atas, penulis memperoleh jawaban atas permasalahan yang dibahas yaitu penggantian akta di bawah tangan yang baik dan benar dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu dengan cara mengganti akta menjadi akta yang baru, membuat addendum akta dan pembetulan kesalahan akta di bawah tangan menggunakan cara pembetulan kesalahan pada akta autentik. Perubahan yang dilakukan pada akta di bawah tangan apabila menggunakan ketiga cara ini maka tidak akan menghilangkan fungsi akta sebagai alat bukti, sehingga kekuatan pembuktian akta tidak diragukan terutama di dalam persidangan apabila terjadi sengketa antara para pihak yang membuat perjanjia