ANALISIS EKSPERIMENTASI LIMBAH SERAT KLOBOT JAGUNG (ZEA MAYS) SEBAGAI KERTAS SENI

Permasalahan limbah merupakan permasalahan yang masih belum teratasi dengan optimal sampai saat ini terutama di Indonesia. Salah satu limbah yang masih belum optimal pemanfaatannya adalah limbah klobot jagung. Walaupun sudah dimanfaatkan sebagai pakan ternak namun limbah tersebut masih memiliki nilai ekonomi yang rendah dan dapat menimbulkan pencemaran lingkungan saat dibakar (Haluti, 2014). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang terintegrasi dengan pendekatan practice led research. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode triangulasi yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penggunaan metode practice led research dilakukan dengan membaca referensi mengenai pengolahan limbah serat dan melakukan eksperimentasi hingga hasil yang diinginkan didapat. Adapun dalam penentuan hasil analisis data penelitian menggunakan instrumen pengukuran yang sudah divalidasi oleh pakar serta didukung dengan data hasil uji coba kekuatan kertas di lab BBPK. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan eksperimentasi terhadap limbah tanaman berserat yakni klobot jagung (Zea mays), menganalisis karakteristik kertas seni dari klobot jagung melalui berbagai komposisi bahan pendukung, dan menciptakan kertas seni klobot jagung yang dapat dijadikan sebagai media kreasi di berbagai bidang terutama dalam bidang seni rupa. Karakteristik dari klobot jagung memiliki kekuatan yang tinggi dengan arah serat memanjang, tidak berbau, tidak mudah terkontaminasi bakteri, dan daya serap air yang rendah (Rohaeni, 2017). Aspek dari kertas yang dinilai dalam mencari hasil terbaik dalam penelitian ini adalah daya tahan robek, daya tahan lipat, penampakan warna, penampakan serat, dan tekstur permukaan. Hasil analisis deskriptif penelitian ini menunjukkan hasil kertas yang memiliki kekuatan terbaik adalah kertas klobot jagung kering dengan soda api (KJK02) dan kertas klobot jagung kering dengan kertas HVS (KJK04), masing-masing kertas tersebut memiliki ketahanan robek sebesar 2574,8 mN dan 2364,9 mN serta memiliki ketahanan tarik sebesar 175,4 N/m dan 555,07 N/m. Hasil pewarnaan menggunakan kunyit dan secang serta dengan fiksasi tunjung mendapatkan hasil pewarnaan yang beragam. Pewarnaan menggunakan secang menghasilkan warna merah yang beragam mulai dari merah kecokelatan, merah tua, hingga merah keunguan, namun jika difiksasi maka akan menghasilkan warna hitam. Kertas yang diwarnai dengan kunyit juga menghasilkan warna kuning yang beragam mulai dari kuning cerah, kuning kecokelatan, hingga kuning tua dan jika difiksasi maka akan menghasilkan warna cokelat yang beragam. ******** The waste problem is a problem that has not been optimally resolved until now, especially in Indonesia. One of the wastes that is still not optimally utilized is corn husk waste. Although it has been used as animal feed, the waste still has low economic value and can cause environmental pollution when burned (Haluti, 2014). The research method used in this study is a qualitative integrated with a practice led research approach. The data collection technique used in this study is the triangulation method, such as observation, interviews, and documentation. The use of the practice led research method is carried out by reading references on fiber waste processing and conducting experiments until the desired results are obtained. As for determining the results of research data analysis using measurement instruments that have been validated by experts and supported by data from the results of the paper strength test in the BBPK lab. This study aims to experiment with fibrous plant waste, which is corn husks (Zea mays), analyze the characteristics of art paper from corn husks through various compositions of supporting materials, and create corn husks art paper that can be used as creative media in various fields, especially in the arts field. The characteristics of corn husks are high strength with elongated fiber direction, odorless, not easily contaminated with bacteria, and low water absorption (Rohaeni, 2017). The aspects of the paper that were assessed in order to find the best results in this study were tear resistance, folding resistance, color appearance, fiber appearance, and surface texture. The results of the descriptive analysis of this study indicate that the paper that has the best strength is dry corn husk paper with caustic soda (KJK02) and dry corn husk paper with HVS paper (KJK04), each of which has tear resistance of 2574.8 mN and 2364 ,9 mN and has tensile resistance of 175.4 N/m and 555.07 N/m. The results of staining using turmeric and sappan wood as well as with tunjung fixation obtained various staining results. Staining using a sappan wood produces red colors that vary from red-brown, dark red, to purplish red, but if fixated, it will produce a black color. Paper colored with turmeric also produces yellow colors that vary from bright yellow, brownish yellow, to dark yellow and if fixated, it will produce various brown colors