ZONASI TINGKAT KERENTANAN WILAYAH BANJIR DI DKI JAKARTA

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui wilayah apa dan mana saja yang memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap peristiwa banjir besar di DKI Jakarta, dan sejauh mana pengaruh Kanal Banjir Timur terhadap luasan kerentanan wilayah banjir DKI Jakarta, data yang di gunakan menggunakan data sekunder yang di peroleh dari instansi yang berbeda-beda. Data-data yang diperoleh yaitu bentuklahan, saluran drainase, kemiringan lereng, penggunaan lahan, curah hujan, debit muka air sungai dan tinggi air pasang. Metode yang digunakan adalah metode overlay dengan sofwere Arc Gis 10. Dari data sekunder yang telah diperoleh dilakukan penskoran berjenjang tertimbang, sehingga setiap parameter mempunyai skor dan bobot, kemudian dilakukan penskoran total dengan cara menjumlahkan nilai-nilai semua parameter. Adapun skor yang digunakan meliputi skor kerapatan saluran drainase, bentuk lahan, kemiringan lereng dan tutupan lahan. Kemudian untuk menentukan tingkat kerentanan banjir digunakan juga metode overlay dari peta kejadian banjir besar di DKI Jakarta pada tahun 1996, 2002, dan 2007. Hasil dari overlay dan analisa spasial peta kerawanan banjir DKI Jakarta didapati bahwa luasan daerah DKI Jakarta yang sangat rawan dengan banjir adalah 54,6 Km2 (8,6 % dari luas DKI Jakarta), rawan tinggi seluas 229,72 Km2 (36,3 % dari luas DKI Jakarta), rawan sedang seluas 313,23 Km2 (49,6 % dari luas DKI Jakarta), rawan rendah 33,05 Km2 (5,5 % dari luas DKI Jakarta), dan daerah yang tidak rawan hanya 0,61 Km2 (0,1 % dari luas DKI Jakarta). Selanjutnya hasil dari overlay kerentanan wilayah banjir besar pada tahun 1996, 2002 dan 2007 di DKI Jakarta menunjukan bahwa daerah yang selalu terjadi banjir besar sejak tahun 1996 (sangat rentan) yaitu seluas 58,14 km2 atau 9,22 % dari total luas DKI Jakarta, lalu daerah yang mengalami dua kali pengulangan banjir besar sejak tahun 1996 (cukup rentan) seluas 48,47 km2 atau 7,68 % dari total luas DKI Jakarta, dan daerah yang hanya satu kali mengalami peristiwa banjir besar sejak tahun 1996 (rentan) yaitu seluas 390,19 km2 atau 61,86 % dari total luas DKI Jakarta. Kemudian setelah peta kerentanan wilayah banjir DKI Jakarta di analisa dengan wilayah catchment KBT (Kanal Banjir Timur) yang meliputi DAS Cakung dan DAS Sunter, didapati perubahan tingkat wilayah banjir yaitu: untuk tingkat kerentanan “sangat rentan” menurun menjadi 10,86 km2 yaitu 1,72 % dari total luas DKI Jakarta. Sedangkan daerah dengan indikator “cukup rentan” naik menjadi 76,03 km2 yaitu 12,05 % dari total luas DKI Jakarta. Sedangkan daerah dengan tingkat kerentanan “rentan” menurun menjadi 260,63 km2 yaitu 41,32 % dari total luas DKI Jakarta. Kemudian setelah di overlay dengan peta penggunaan lahan di dapati bahwa 107,20 km2 atau 74,27% dari wilayah rentan banjir merupakan area permukiman. The purpose of this study was to determine what areas and which have a high level of vulnerability to flooding events in Jakarta, and the extent of the influence of the East Flood Canal to the extent of flood vulnerability areas of Jakarta, the data used to use secondary data that was obtained from different agencies. The data obtained by the landforms, drainage, slope, land use, rainfall, river water discharge and high tide. The method used is the overlay method with sofwere Arc Gis 10. From the secondary data have been obtained do tiered weighted scoring, so that each parameter has the scores and weights, then do scoring total by summing the values of all parameters. The score used include scores density drainage, landform, slope and land cover. Then to determine the level of flood vulnerability also used the method of map overlays large flood events in Jakarta in 1996, 2002, and 2007. The result of overlay and analyze spatial map Jakarta floods insecurity found that Jakarta area extents are very prone to flooding is 54,6 km2 (8.6% of DKI Jakarta), prone to high of 229,72/sq mi (36.3% of DKI Jakarta), prone to being of 313,23/sq mi (49.6% of DKI Jakarta), prone to low 33,05 Km2 (5.5% of DKI Jakarta), and the area is prone not only 0,61 Km2 (0,1% of Jakarta). Furthermore the results of a large flood area vulnerability overlay in 1996, 2002 and 2007 in Jakarta shows that the area has always been a great flood occurred since 1996, covering an area of 58,14 km2 or 9.38% of the total area of Jakarta, and the area experienced a large flood recurrence twice since 1996 of 48,47 km2 or extensive 7,68% of the total of DKI Jakarta, and the only one experiencing major flooding events since 1996, covering an area of 390,19 km2 or 61,86% of the total area of Jakarta. Then after the flood vulnerability map of Jakarta in the analysis with a catchment area covering the East Flood Canal watershed Cakung & Sunter, found changes in the level of flood areas, namely: to the level of vulnerability "extremely vulnerable" decreased to 10.86 km2 , ie 1.72% of the total area of Jakarta. While the areas with the indicator "quite vulnerable" rose to 76.03 km2 , which is 12.05% of the total area of Jakarta. Whereas areas with high levels of vulnerability "vulnerable" decreased to 260.63 km2 , ie 41.32% of the total area of Jakarta. Then after the overlay with a map of land use found that 107.20 km2 or 74.27% of the flood-prone areas are residential areas