Makna Prosesi Ritual Pembuatan Perahu Pinisi di Kelurahan Tanah Beru Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna ritual pembuatan perahu pinisi , (1) Prosesi pembuatan perahu pinisi di awali dengan upacara penebangan pohon sebelum melakukan upacara ritual penebangan pohon terlebih dahulu memilih hari baik menurut tradisi orang Bugis-Makassar biasanya hari yang dipilih dihitung berdasarkan penanggalan Islam, misalnya hari rabu pertama bulan berjalan (Pammula Araba), selanjutnya upacara Annattra/penyambungan lunas prosesi ini artinya memotong/meratakan ujung kalabiseng (lunas) untuk disambung dengan kedua penyambung muka dan belakang kegiatan awal ini dilakukan apabila perahu sudah mulai dikerjakan. Selanjutnya Appasili yaitu menolak bala agar terhindar dari marabahaya dan Ammosi merupakan pemberian pusat pada pertengahan lunas perahu yang selanjutnya akan dilakukan penarikan perahu ke laut. (2) Adapun makna dari upacara penebangan pohon untuk mengusir roh penghuni kayu tersebut, seekor ayam dijadikan sebagai korban untuk dipersembahkan kepada roh, selanjunya penyambungan lunas dimaknai sebagai potongan untuk menolak bala dan dijadikan kiasan sebagai suami yang siap melaut untuk mencari nafkah sedangkan potongan balok lunas bagian belakang dikiaskan sebagai istri pelaut yang setia menunggu suami pulang dan membawa rezeki. Sebelum upacara peluncuran dimulai terlebih dahulu diawali dengan upacara Appisili yang memiliki makna untuk menolak bala agar terhindar dari mara bahaya, selanjutnya Ammosi memiliki makna bahwa perahu ialah anak punggawa atau Panritalopi sehingga dengan demikian kepercayaan maka upacara Ammosi merupakan simbol pemotongan tali pusar bayi yang baru lahir. (3) pandangan masyarakat melihat pembuatan perahu pinisi bahwa tradisi ini merupakan relasi antara kebudayaan dan agama dan tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah swt atas segala nikmat dan rezeki yang diberika