Kajian Sosio Antropologi Kesehatan Mengenai Penyakit Hipertensi pada Masyarakat Kawasan Adat Suku Ammatoa Kajang Kabupaten Bulukumba

WHO menyatakan bahwa penyakit tidak menular menyebabkan 71% dari kematian secara global setiap tahunnya. Data IHME menunjukkan dari 1,7 juta kematian di Indonesia yang menjadi faktor risiko penyebab utamanya adalah tekanan darah tinggi (hipertensi) sebesar 23,7%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kajian sosio antropologi kesehatan mengenai penyakit hipertensi pada masyarakat kawasan adat suku Ammatoa Kajang Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif dengan pendekatan Etnografi serta didukung pendekatan fenomenologi. Jumlah informan sebanyak 9 orang yang terdiri atas penderita hipertensi, keluarga penderita hipertensi, petugas kesehatan dan ketua adat suku Ammatoa. Pengumpulan data melalui observasi dan wawancara mendalam dengan menggunakan analisis data content Analysis pada aplikasi Nvivo. Hasil penelitian mengenai persepsi terkait hipertensi pada masyarakat kawasan adat suku Ammatoa Kajang menunjukkan bahwa sebagian informan hanya mengetahui hipertensi adalah tekanan darah tinggi. Adapun upaya pencegahan yang dilakukan yakni dengan A’ling (mengurangi) mengonsumsi makanan tinggi garam serta berkunjung ke sanro (dukun). Upaya pengobatan tradisional dilakukan oleh informan sebagian besar dengan meminum obat herbal dari raung (daun). Adapula Sahatu (sauna tradisional) dan tradisi A’dakka Bangkeng (berjalan tanpa menggunakan alas kaki) sebagai upaya pemeliharaan kesehatan diri dan keluarga yang berkaitan dengan hipertensi