Analisis Maqāṣid al-Syarī'ah terhadap Kebijakan Penutupan Lokalisasi Prostitusi Dolly

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan oleh pemerintah merujuk pada empat langkah utama, yaitu:1.) Tadarruj atau bertahap secara sistematis dalam melakukan kebijakan penutupan lokalisasi Dolly mulai mencari informasi, sosialisasi, pembatasan PSK di dalam wisma, pemberlakuan jam malam, sampai eksekusi penutupan lokalisasi; 2.) Adanya upaya pemerintah dalam mengembangkan ekonomi daerah dan masyarakat terdampak; 3.) Penegakan hukum secara tegas; 4.) Menggerakkan pendidikan dan pengembangan karakter masyarakat terdampak. Adapun implikasi penutupan lokalisasi Dolly dalam pandangan masyarakat terdampak dapat dilihat dari berbagai macam aspek: 1.) Aspek spiritual, terdapat dampak positif dari penutupan lokalisasi Dolly ini dari aspek spiritual; 2.) Aspek ekonomi, penutupan lokalisasi Dolly memberikan pergeseran cara pandang ekonomi yang sesuai dengan syariat Islam; 3.) Aspek politik, menunjukkan bahwa secara politis apa yang ditetapkan sebagai kebijakan publik berhasil dilakukan dengan baik meskipun terdapat hal-hal yang perlu dievaluasi; 4.) Aspek budaya, Surabaya menjadi kota sentra makanan halal, kerajinan tangan, kreativitas warga hingga hal-hal lain yang dapat ditawarkan ke publik; 5.) Aspek edukasi, generasi mendatang bisa mendapatkan pendidikan yang baik. Sedangkan alasan lokalisasi prostitusi Dolly harus ditutup adalah:1.) Prostitusi dan perzinahan dilarang oleh semua agama; 2.) Terdapat banyak dalil al-Quran dan hadis yang mengharamkan perzinahan dan hal-hal yang dapat membawa kepadanya; 3.) Menjaga lingkungan sosial (hifẓ al-bī’ah al-ijtimā’iyah) sebagai salah satu tujuan syariat Islam disamping al-ḍaruriyyāt al-khamsah merupakan suatu keharusan