KOMIK FANTASI SUPERHERO KARYA GERDI WK: Studi Deskriptif Analitik terhadap Unsur Visual dan Karakteristik Visualisasi Gambar pada Komik Superhero Gina

Kurang terbukanya komikus muda dengan disiplin ilmu lain, disinyalir turut menjadi faktor penyebab rendahnya kualitas komik lokal. Sikap ini muncul karena adanya missing link dalam industri komik kita, sehingga komik berjalan bukan sebagai suatu mata rantai industri melainkan tumbuh terpisah dari sejarah yang melahirkannya. Oleh karena itu untuk merespon permasalahan tersebut di atas, penulis mencoba untuk melakukan sebuah penelitian terhadap komik superhero Gina, salah satu karya komikus senior Gerdi WK. Gerdi beserta karya komilarya sangat penting untuk dijadikan objek penelitian, karena beliau termasuk satu dari sedikit komikus lokal yang masih hidup dan tetap eksis berkarya. Penelitian ini lebih menekankan pada kajian estetis di mana penulis mencoba untuk mencari gambaran umum konnk "Gina" karya Gerdi WK, dilihat dari segi unsur visual dan karakteristik visualisasi gambarnya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analitik. Secara teknik, penelitian dilakukan dengan cara studi pustaka, wawancara kepada Gerdi WK selaku kreator Gina dan analisis isi (content analysis) terhadap beberapa sampel komik "Gina". Analisis terhadap konnk "Gina" menunjukkan bahwa semua unsur visual penyusun komik dari mulai panel; gang; kotak narasi; balon; onomatopoeia, dart quipu dipergunakan secara variatif. Untuk unsur gambar, secara umum mempunyai karakteristik: objek gambar dibuat dengan gaya realistis; mempunyai komposisi halaman yang baku; komposisi panel relatif sudah seimbang dan harmonis; figur manusia banyak dipengaruhi oleh karakteristik orang Barat; ekspresi gerak dinamis terlihat pada adegan perkelahian dan pose Gina saat melayang di udara; karakteristik kostum disesuaikan dengan etnis manusia yang digambarkan, untuk kostum superhero Gina-Lama bersifat tematik dan bernuansa. Timur Tengah; kostum Ciina-Baru cendenmg mengikuti satandar kostum superhero pada umumnya seperti memakai baju ketat, dan topeng. Selain berusaha mencari missing link, penelitian ini merupakan bentuk respon penulis terhadap opini yang berkembang di masyarakat akhir-akhir tentang geliat kebangkitan kembali komik lokal. Penulis berharap tulisan ini mampu membangkitkan minat masyarakat khususnya praktisi seni kepada komik (khususnya komik lokal) sebagai cabang seni rupa yang selama ini tampak terabaikan