PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BAGI ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DALAM ASPEK MERAWAT DIRI : Penelitian Studi Kasus Terhadap Anak Tunagrahita Sedang Kelas D1 SLB ABC ADHITIYA Soreang Bandung

Anak tunagrahita sedang mengalami kesulitan dalam memelihara kebersihan diri, karena kemampuan dan aktivitasnya terbatas, anak tunagrahita sedang juga kurang memiliki motivasi dari dalam diri sendiri. Dengan keterbatasan yang ada pada anak tunagrahita sedang tersebut, maka kiranya diupayakan suatu pola layanan pendidikan yang penanganannya memperhatikan kebutuhan masing-masing Kebersihan diri merupakan bagian dari aktivitas sehati-hari yang ruang lingkupnya sangat luas. Dalam kurikulum mata pelajaran merawat diri untuk anak tunagrahita sedang kelas DI kebersihan diri ruang lingkupnya meliputi mencuci tangan, mencuci kaki, membasuh muka, menggosok gigi, buang sir kecil dan buang air besar. Solusi yang dimimgkinkan adalah dengan pembelajaran yang dandividualisasikan (PPI). Teori yang dibahas dalam tulisan ini Program Pembelajaran Menggosok Gigi bagi Anak Tunagrahita Sedang, seperti konsep dasar program pembelajaran individual, kebutuhan anak tunagrahita, pembelajaran merawat diri dan program pembelajaran individual sedang dalam aspek kebersthan diri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang program pembelajaran indivlduy yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak tunagrahita sedang dalam menggosok gigi dan secara khusus, menyusun program pembelajaran bagi anak ttmgrahita sedang dalam hal menggosok gigi. Upaya memperoleh gambaran program pembelajaran individu dalam aspek kebersillan diri khususnya dalam hal menggosok gigi, peneliti berupaya menelusuri hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan dan kesulitan yang dihadapi anak, faktor yang melatarbelakangi serta pembelajaran yang biasa dilaksanakan oleh guru di sekolah. Dari hasil penelitian yang betkenaan dengan pembelajaran, yang dilakukan guru diperoleh hasil bahwa pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah sudah hampir mengarah pada pola layanan pembelajaran individual, dimana guru berupaya menyediakan alat peraga beragam yang disesuaikan dengan aktivitas kemaffuan siswa dan guru tidak membiarkan kemampuan anak didik tidak berkembang. Dari hasil penelitian, faktor yang melatarbelakangi kesulitan yang muncul banyak terjadi dikarenakan motorik halus anak yang terdiri dari kontrol gerakan tangan dan kontrol kekakuan gerakan tangan itu sendiri, hambatan yang dialami kedua kasus dikarenakan kurang bisa berkonsentrasi. Dari hasil penelitian ini, peneliti menyusun program pembelajaran individual alternatif. Program yang dideslaipsikan oleh peneliti dalam penelitian ini merupakan alternatif program pembelajaran yang disusun berdasarkan hasil asesmen