Sistem Peringatan Potensi Kebakaran Pada Musim Kemarau Berbasis Internet Of Things (Iot) (Studi Kasus: Lereng Gunung Merbabu)

Hampir setiap tahun terjadi kebakaran hutan dan lahan di Indonesia yang dampaknya tidak hanya dirasakan oleh masyarakat sekitar, tapi hingga ke Negeri Jiran. Seperti kebakaran yang terjadi baru-baru ini di Kotawaringin Timur dan Katingan, Kalimantan Tengah. Lahan yang mengalami kebakaran tersebut ditengarai merupakan konsensi milik perusahaan Malaysia. Luas kebakaran hutan dan lahan menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dihitung berdasarkan analisis citra satelit Landsat 8 OLI/TIRS yang dibandingkan (overlay) dengan data sebaran hotspot (titik panas). Dalam penelitan ini, Internet of Things (IoT) dapat berguna untuk melakukan pencegahan terhadap kebakaran hutan yang biasa terjadi di daerah lereng merbabu ketika musim kemarau. Teknologi sensor IoT mampu mendeteksi kelembapan udara, suhu, kecepatan angin yang merupakan parameter terjadinya kebakaran pada musim kemarau. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan peringatan adanya potensi kebakaran hutan dan lahan di gunung merbabu dengan memberikan notifikasi yang berasal dari sensor IoT. Dari pengujian sensor yang sudah dilakukan, dapat dilihat bahwa sensor mampu memberikan informasi secara akurat dan real time. Pengujian dilakukan di tiga tempat yaitu di : Kaki gunung Merbabu, Puncak FTI UKSW, dan Persawahan. Hasil yang berbeda pada tiga tempat dengan index vegetasi yang berbeda menujukan perancangan sistem peringatan potensi kebakaran berbasis Internet of Things pada musim kemarau (juli – september) dapat digunakan di daerah dengan indeks vegetasi rendah di lereng gunung merbabu yang mayoritas merupakan padang rumput yang kering dan mudah terbakar