Pengembangan perangkat pembelajaran Matematika dengan metode Hypnoteaching untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di era pandemi

Hasil sebuah penelitian menjelaskan kecerdasan emosional berdampak lebih besar daripada kecerdasan intelektual. Kecerdasan emosional ini diantaranya memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerjasama. Dengan demikian motivasi sangat dibutuhkan dalam belajar dan untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Namun pada saat dua tahun terakhir seluruh dunia sedang diuji karena adanya wabah pandemi Covid-19 ini, khususnya di Indonesia yang mengharuskan sistem pendidikan jarak jauh (online). Oleh karena hal tersebut membuat motivasi belajar peserta didik menurun terutama pada pembelajaran matematika karena metode yang digunakan terbatas dan monoton. Sehingga pada penelitian ini, peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran matematika dengan metode Hypnoteaching untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan model pengembangan Plomp yang terdiri dari fase pendahuluan, fase pembuatan prototipe, dan fase penilaian. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kerja peserta didik (LKPD) pada materi transformasi geometri. Uji coba dilakukan pada 20 siswa kelas IX-A SMP Walisongo Gempol. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian adalah catatan lapangan (field note) untuk data proses pengembangan perangkat, teknik validasi untuk data kevalidan dan kepraktisan perangkat, teknik observasi untuk data aktivitas siswa, dan keterlaksanaan sintaks, teknik angket untuk data respon siswa dan motivasi siswa, dan teknik tes tulis untuk hasil belajar siswa. Teknik analisis data pada penelitian ini yakni menggunakan catatan lapangan untuk proses pengembangan, untuk kevalidan RPP dan LKPD dianalisis dikatakan valid apabila rata-rata nilai yang diberikan validator berada pada kategori “sangat valid” atau “valid. Teknik analisis data kepraktisan dapat dikatakan praktis apabila validator menyatakan bahwa perangkat pembelajaran tersebut dapat digunakan di lapangan dengan “sedikit revisi” atau “tanpa revisi”. Teknik analisis keefektifan dapat dikatakan efektif apabila keterlaksanaan sintaks dinilai baik, aktivitas siswa lebih banyak sesuai dengan RPP, respon siswa positif dan hasil belajar siswa di atas skor 60. Sedangkan Teknik analisis data motivasi menggunakan Uji Ranking Bertanda Wilcoxon. Hail penelitian ini diperoleh data proses pengembangan perangkat pembelajaran bahwa motivasi belajar peserta didik menurun karena adanya pandemi terutama pada pembelajaran matematika. Metode yang digunakan oleh guru masih konvensional yakni metode ceramah. Kemudian dilakukan pembuatan prototipe yang meliputi penyusunan RPP dan LKPD metode Hypnoteaching. selanjutnya diuji cobakan pada siswa kelas IX-A SMP Walisongo Gempol. Data kevalidan perangkat diperoleh rata-rata total kevalidan RPP sebesar 4,22 dan kevalidan LKPD sebesar 4,23. Data kepraktisan diperoleh bahwa perangkat yang dikembangkan tergolong praktis dengan penilaian kepraktisan RPP dan kepraktisan LKPD satu validator memberi nilai A dan dua validator memberi nilai B. Selanjutnya untuk keefektifan perangkat diperoleh bahwa perangkat dikatakan efektif karena skor kemampuan guru dalam melaksanakan sintaks sebesar 4 pada pertemuan pertama dan 3,98 pada pertemuan kedua sehingga tergolong baik, persentase aktivitas siswa yang sesuai dengan RPP lebih besar daripada yang tidak sesuai RPP yaitu sebesar 68% pada pertemuan pertama dan 78% pertemuan kedua, persentase respon positif siswa sebesar 90%, dan hasil belajar siswa dengan skor di atas 60 sebanyak 90%. Hasil angket motivasi belajar siswa terdapat peningkatan dari sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran dengan metode Hypnoteaching