Penerapan metode role playing pada mata pelajaran pendidikan agama islam dan budi pekerti di SMAN 2 Sidoarjo

Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di kelas yang terkesan kaku dan tidak menarik membuat siswa menjadi pasif dan dituntut untuk menguasai materi dan fakta sehingga membuat pembelajaran menjadi kurang bermakna, karena penguasaan materi belum tentu menjamin pemahaman dari materi yang telah dikuasai. Untuk mengatasi hal tersebut membutuhkan metode pembelajaran yang sesuai, diantaranya metode role playing. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab tiga pertanyaan dalam rumusan masalah, yaitu: 1) bagaimana penerapan metode role playing pada mata pelajaran pendidikan agama islam dan budi pekerti di SMAN 2 Sidoarjo? 2) bagaimana tantangan dan hambatan yang dihadapai setelah diterapkan metode role playing pada mata pelajaran pendidikan agama islam dan budi pekerti di SMAN 2 Sidoarjo? 3) bagaimana respon siswa terhadap penerapan metode role playing pada mata pelajaran pendidikan agama islam dan budi pekerti di SMAN 2 Sidoarjo?. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan metode yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan pengumpulan data yang diperoleh melalui, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data-data didalam penelitian ini diambil dari kepala sekolah, guru dan siswa SMAN 2 Sidoarjo yang dijadikan narasumber dalam penelitian ini. Teknik keabsahan data dilakukan dengan triangulasi. Teknik analisis data mengacu pada analisis deskriptif data yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan data. Berdasarkan penelitian ini, diperoleh hasil bahwa penerapan metode role playing di SMAN 2 Sidoarjo ini dilakukan dengan cara (a) Pertama guru membuat skenario. (b) guru mendiskusikan dengan anak-anak mengenai skenario tersebut. (c) guru menjelaskan tata cara pelaksanaan metode role playing. (d) guru membagi peran kepada siswa. (e) pelaksanaan metode role playing sesuai dengan naskah yang telah dibuat. (f) guru membagikan kertas untuk menulis pesan yang disampaikan dalam cerita. (g) siswa maju kedepan untuk menyampaikan pesan dari cerita yang telah ditampilkan. (h) guru memberikan kesimpulan secara keseluruhan. (i) evaluasi. Hambatan dan tantangan yang dihadapi setelah diterapkannya metode role playing di SMAN 2 Sidoarjo adalah (a) siswa yang tidak terpilih memainkan peran menjadi siswa yang pasif. (b) ketika menerapkan metode ini membutuhkan waktu yang panjang. (c) membuat kelas lain menjadi terganggu karena suara-suara seperti tepuk tangan dan lain sebagainya. Sedangkan tantangan yang dihadapi setelah diterapkannya metode role playing adalah (a) guru harus memberi pembelajaran yang membuat siswa terkesan, agar pesan yang disampaikan dapat tertanam dalam ingatan siswa. (b) guru mengajak siswa untuk lebih memaknai pesan yang disampaikan agar bisa diimplementasikan dengan baik. (c) daya Tarik guru ketika pembelajaran akan menjadikan siswa menjadi penuh semangat dalam belajar. Respon siswa terhadap penerapan metode role playing di SMAN 2 Sidoarjo adalah (a) tidak semua murid yang ditunjuk mau memerankan peran mau menerima, tapi juga ada yang terpaksa dan akhirnya mencoba untuk memberanikan dirinya tampil dihadapan teman-temannya. (b) beberapa murid sangat antusias dalam pembelajar, karena mereka merasa dilibatkan dalam sebuah acara, membuat mereka lebih berani dan mudah untuk memahami pembelajaran yang disampaikan