MAKNA SIMBOLIK TRADISI MENDEM ARI-ARI DALAM MASYARAKAT JAWA DESA SUKA MAJU KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya makna yang terdapat dalam tradisi mendem ari-ari dalam masyarakat jawa di desa Suka MajuTradisi Mendem Ari-ari merupakan suatu ritual upacara penguburan ari-ari atau plasenta bayi yang baru dilahirkan dengan cara tertentu sesuai dengan adat kebiasaan masyarakat Jawa. Tradisi ini telah dilakukan dari zaman dahulu oleh nenek moyang yang diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya dan masih dilakukan hingga saat ini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi untuk dapat menggali data yang ada dilapangan. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam menentukan informan yang sesuai kriteria peneliti, kemudian peneliti menggunakan triangulasi sumber untuk memeriksa keabsahan data yang diperoleh. Peneliti menggunakan teori penafsiran simbolik Victor Turner. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwasanya tradisi ini merupakan bentuk perlakuan khusus terhadap ari-ari karena dianggap sebagai saudara kembar bayi. Perlakuan khusus itu mengandung makna tertentu sehingga pada pelaksanaannya harus benar-benar dilakukan dengan baik, mulai dari proses pelaksanaannya hingga benda-benda syaratnya seperti garam, bawang merah, bawang putih, minyak wangi, jarum, benang, sisir, kaca, pensil, buku, kertas tulisan Arab/Jawa, serta uang logam, lalu diatas kuburannya ditaburi bunga, ditutup dengan keranjang serta di beri lampu penerangan selama selapan (35 hari). Dari perlakuan dan benda-benda yang digunakan dalam tradisi mendem ari-ari memiliki makna-makna sebagai simbol penghormatan dan harapan dari orang tua untuk anaknya. Akhirnya penulis merekomendasikan kedalam masyarakat Jawa di Desa Suka Maju untuk memahami mkna simbolik tradisi mendem ari-ari, sehingga masyarakat tidak hanya melakukan tradisi karena mengikuti nenek moyangnya tetapi mengetahui makna dibalik tradisi yang dilaksanakan