ULAMA DAN POLITIK: SEJARAH PERJUANGAN POLITIK K.H. ABDUL SATTAR SALEH

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh posisi ulama dalam kehidupan sosial sehari-hari juga terefleksi dalam sistem sosial dan budaya masyarakat Jambi. Adat bersendikan syara‟ dan syara‟ bersendikan kitabullah merupakan suatu filosofi masyarakat yang senantiasa menghiasi kehidupan sehari-hari masyarakat Jambi. Dimana pada realitanya, ulama sebagai tokoh sentral dalam kehidupan sosial masyarakat Jambi. Bukan hanya bertugas sebagai tenaga pendidik di beberapa lembaga pendidikan Islam, namun ulama juga sebagai pemimpin agama. Oleh sebab itu, di tengah masyarakat Jambi, ulama merupakan tokoh pedoman yang menjadi contoh masyarakat sekitar dan memberi masukan jika ada masyarakat yang mengalami masalah kehidupan. Pada tahun 1940an hingga akhir abad ke-20, ulama Jambi mulai memasuki ranah politik dalam mengembangkan Islam. Mengenai hubungan ulama dan politik, salah satu ulama di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi yang bernama KH. Abdul Sattar Saleh adalah pemuka agama atau pemimpin agama yang bertugas untuk mengayomi, membina dan membimbing umat islam baik dalam masalah-masalah agama maupun masalah sehari-hari yang diperlukan baik dari sisi keagamaan maupun sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Ulama dan Politik: Sejarah Perjuangan Politik K.H. Abdul Sattar Salleh. Metode penelitiaan yang digunakan dalam penullisan ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan sejarah. Deskriptif kualitatif merupakan metode penelitian yang dianggap cocok dengan judul penelitian yang penulis angkat. Yang mana penelitian ini mendeskripsikan mengenai biografi, latar belakang keluarga, dan pendidikan yang ditempuh oleh K.H. Abdul Sattar Saleh. Adapun hasil penelitian ini adalah KH. Abdul Sattar Saleh atau lebih dikenal di kalangan masyarakat dengan panggilan Buya Sattar lahir pada tanggal 17 Juni 1942, di Desa Talang Segegah yang berada di Kecamatan Sungai Manau, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Beliau merupakan seorang tokoh yang patut diteladan, beliau bukan hanya seorang tokoh dalam dunia pendidikan saja, tetapi beliau juga tokoh dalam berbagai aspek yang lain. Dalam dunia politik praktis, beliau pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten SARKO (Sarolangun-Bangko) selama 3 periode dengan menggunakan perahu partai golkar, kemudian beliau juga aktif dalam berorganisasi keagamaan, pada tahun 1988-1992 menjadi wakil ketua MUI kabupaten sarolangun-bangko, beliau juga pernah menjabat seabgai ketua MUI kabupaten merangin, menjadi anggota komisi Fatwa MUI Provinsi Jambi, Ketua Mukhtasar PCNU, Wakil Rais „am, Rais Syuriah NU Kabupaten merangin dan banyak lagi jabatan lain yang beliau emban