PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI DI PEGADAIAN SYARIAH

Skripsi ini merupakan sebuah penelitian yang mengkaji mengenai mekanisme yang diterapkan dalam transaksi jual belie mas di Penggadaian Syariah Jambi dan kajiannya yang dilihat dari perspektif Hukum Islam. Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui bagaiaman transaksi jual beli emas dengan tidak tunai di Penggadaian Syariah Jambi dan untuk mengetahui tinjauan transaksi jual beli tersebut menurut perspektif Hukum Islam. Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) Transaksi jual beli emas di Penggadaian Syariah Jambi melibatkan pihak lain yakni PT. Antam yang berfungsi sebagai suplayer. Dalam praktiknya, emas yang dibeli dengan cara non tunai oleh nasabah dijadikan jaminan oleh penggadaian yang kemudian dapat diterima oleh nasabah setelah hutang angsuran telah dilunaskan. Akad transaksi yakni akad murabahah dan akad rahn. Sebelumnya nasabah juga telah dijelaskan mengenai seluruh hal terkait transaksi pegadaian yang dilakukan. (2) Dari pandangan perspektif Hukum Islam, Penangguhan barang yang dibeli hingga pelunasan dan menjadikan emas yang dibeli sebagai jaminan dan dijual dengan tidak tunai tidak diperkenan oleh sebagian pendapat. Namun juga terdapat pendapat lain yang membolehkannya yakni berdasarkan dari fatwa MUI No 77/DSN-MUI/V/2010 Memperbolehkan untuk menjadikan emas yang dibeli menjadi jaminan dan dapat beli secara angsuran. Hal tersebut juga sejalan kaidah fiqh yang mana „illat dari larangan tersebut telah hilang yakni posisi emas sebagai tsaman dikarnakan dimasa sekarang emas hanya menjadi benda dan tidak lagi sebagai alat tukar seprti dahulu