Diksi dan figurasi bahasa metafora, personifikasi dan simile puisi percikan permenungan karya Roestam Effendi

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis diksi dan figurasi bahasa metafora, personifikasi, dan simile puisi percikan permenungan karya Roestam Effendi Menyadari betapa pentingnya puisi bagi hidup dan kehidupan manusia maka pengajaran sastra disekolah diarahkan pada pembinaan apresiasi sastra, dengan meletakkan aspek kesejarahan dan teori sebagai penunjang. Dengan cara seperti ini siswa akan menjadi apresiator yang baik sehingga mampu menggali nilai-nilai yang terdapat dalam puisi Sebagai suatu kegiatan, pengajaran/puisi itu sendiri, pada dasarnya bukan hanya bentuk pemahaman melainkan juga sesuatu proses pemeliharaan, pembinaan dan penumbuhan dari apa yang ditanamkan kearah perkembangan tujuan pengajaran itu. Sedangkan usaha penumbuhan, tidak dapat dilaksanakan dengan baik tanpa adanya pemahaman secara kongkret terhadap karya sastra dalam hal ini puisi. Pemahaman secara kongkret bisa terwujud apabila dilakukan melalui analisis terhadap karya sastra itu sendiri. Atas pertimbangan seperti itu peneliti akan diajarkan pada analisis suatu puisi Masalah pokok yang menjadi kajian penulis adalah diksi dan figuran bahasa metafora, personifikasi dan simile puisi percikan permenungan karya Roestam Effendi Penelitian ini termasuk penelitian deskripsi kualitatif metode deskriptif tidak menggunakan penghitungan, penelitian ini berusaha mengumpulkan data, menyusun atau mengkiasifikasikannya, menganalisis data. Sesuai dengan jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif maka dalam penelitian ini instrument utama adalah penelitian sendiri. Penelitian sendiri merupakan instrumen kunci, baik dalam mengumpulkan data maupun menganalis data. Hasil analisis menunjukkan bahwa diksi dan figuran bahasa metafora, personifikasi, dan simile puisi percikan permenungan karya Roestam Effendi pada umumnya baik, dan mengandung nilai-nilai edukatif bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas guna memecahkan problematika dalam mempelajari puisi. Diksi sebagaian besar menggunakan kata-kata yang bermakna konotatif dan banyak terjadi pelepasan huruf. Hal ini terjadi karena pengarang lebih mementingkan isi dari pada bentuk, sedangkan figurasi bahasa yang banyak dalam personifikasi