Faktor-faktor yang memengaruhi ketimpangan wilayah di Provinsi Sumatera Utara periode 2017-2020

Ketimpangan antar wilayah merupakan aspek yang umum terjadi dalam kegiatan ekonomi suatu daerah. Ketimpangan ini pada dasarnya disebabkan oleh adanya perbedaan kandungan sumberdaya alam dan perbedaan kondisi geografi yang terdapat pada masing-masing wilayah. Adapun permasalahan dalam penelitian ini yaitu ada beberapa kota dan kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang mengalami peningkatan angkatan kerja, indeks pembangunan manusia, dan jumlah penduduk namun masih mengalami ketimpangan wilayah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh angkatan kerja, indeks pembangunan manusia dan jumlah penduduk terhadap ketimpangan wilayah di Provinsi Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh angkatan kerja, indeks pembangunan manusia, dan jumlah penduduk terhadap ketimpangan wilayah di Provinsi Sumatera Utara. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang ekonomi regional dan ekonomi makro. Teori yang dibahas berupa angkatan kerja, indeks pembangunan manusia, jumlah penduduk, dan ketimpangan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data sekunder melalui website www.bps.go.id. Populasi penelitian berupa data ketimpangan, angkatan kerja, indeks pembangunan manusia, dan jumlah penduduk Kabupaten atau kota dengan jumlah 10 wilayah selama kurun waktu 4 tahun. Dengan jumlah sampel 40 dari tahun 2017-2020. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan program Eviews 9 dengan pengujian statistiknya menggunakan data panel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara persial (uji t) angkatan kerja, indeks pembangunan manusia dan jumlah penduduk tidak berpengaruh terhadap ketimpangan. Secara simultan (uji F) angkatan kerja, indeks pembangunan manusia, dan jumlah penduduk berpengaruh terhadap ketimpangan wilayah. Kontribusi angkatan kerja, indeks pembangunan manusia, dan jumlah penduduk terhadap ketimpangan wilayah 43,22 persen dengan sisanya 56,78 persen dijelaskan oleh variabel lain. Artinya masih ada variabel lain yang memengaruhi ketimpangan wilayah