Faktor-faktor penguat ketahanan keluarga tanpa keturunan (studi kasus di Desa Siburbur Kecamatan Dolok Kabupaten Padang Lawas Utara

Latar belakang masalah dalam Penelitian ini adalah kondisi keluarga yang tidak memiliki keturunan tetapi masih berjuang untuk mempertahankan rumah tangga agar senantiasa harmonis. Berdasarkan hasil observasi di Desa Siburbur Kecamatan Dolok Kabupaten Padang Lawas Utara bahwa tidak semua pasangan suami istri berujung pada poligami, perselingkuhan dan perceraian melainkan pada umumnya tetap harmonis dalam mempertahankan rumah tangganya. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi kelurga tanpa keturunan. Pembahasan dalam penelitian ini berkaitan dengan faktor-faktor penguat ketahanan keluarga tanpa keturuna dan bagaimana kondisi pasangan suami istri tanpa keturunan di Desa Siburbur Kecamatan Dolok Kabupaten Padang Lawas Utara. Sehubungan dengan itu pendekatan yang digunakan adalah teori-teori yang berkaitan dengan faktor-faktor penguat ketahanan keluarga tanpa keturunan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi non partisipan, wawancara tidak terstruktur dan dokumentasi. Subjek penelitian antara lain: 6 pasangan suami istri, 4 tetangga dan keluarga terdekat, usia pernikahan 5-9 tahun. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian secara menyeluruh terhadap keenam pasangan tersebut. Teknik analisis data berupa rangkuman data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:1 kondisi kehidupan keagamaan pasangan suami istri dalam melaksanakan ibadah sholat, mengaji, dan bersedekah kepada anak yatim; memiliki kehidupan sosial budaya, pasangan suami istri tetap aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat, pasangan suami istri mampu menyesuaikan diri dalam lingkungan dan saling toleransi terhadap kebiasaan-kebiasaan yang ada di sekitar 2. Faktor-Faktor penguat dari ketahanan keluarga tanpa keturunan yaitu internal dan eksternal. Faktor internal meliputi komunikasi interpersonal antara suami istri yang terjalin harmonis, kemampuan menyesuiakan diri antara dua pribadi pasangan suami istri, saling menerima kekurangan dan kelebihan fisik satu sama lain, dan ekonomi pasangan suami istri mempunyai kemapanan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam keluarganya. Selanjutnya faktor eksternal dari pasangan suami istri lingkungan sekitar mampu memahami kondisi pasangan suami istri tanpa keturunan dan tidak ada perlakuan yang berlebihan. Dari sisi budaya, pasangan suami istri mampu dengan leluasa mengikuti kegiatan-kegiatan adat istiadat di lingkungannya