Peran Kantor Urusan Agama (KUA) dalam memberikan bimbingan pranikah di Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan

Latar belakang dalam penelitian ini adalah peneliti melihat berbagai kondisi yang terjadi didalam rumah tangga seperti terjadinya perselisihan antar pasangan hingga terjadinya perceraian, padahal saat meaksanakan observasi dan wawancara awal, pihak Instansi Kantor Urusan Agama Kecamatan Arse telah memeberikan bimbingan pranikah bagi calon pengantin untuk mencegah hal tersebut. Dengan permasalahan yang terjadi peneliti ingin mengetahui bagaimana peran penyuluh ataupu kualiatas KUA Kecamatan Arse dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam memberikan bimbingan pranikah dan apa saja upaya untuk mengurangi permasalahan yang terjadi. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa tugas pokok dan fungsi Kantor Urusan Agama Kecamatan Arse dalam memberikan bimbingan pranikah, apa saja materi bimbingan pranikah yang diberikan saat bimbingan pranikah, apa saja bentuk-bentuk kegiatan Kantor Urusan Agama Kecamatan Arse dalam memberikan bimbingan pranikah, dan apa saja faktor-faktor penghambat Kantor Urusan Agama dalam memberikan bimbingan pranikah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif, serta dalam penelitian ini juga menggunakan Analisis SWOT. Adapun metode pengumpulan datanya melalui observasi langsung, wawancara tidak terstruktur, dan dokumentasi. Sumber data primernya adalah Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Arse, 8 penyuluh, di Kantor Urusan Agama Kecamatan Arse dan 5 calon pengantin yang mengikuti bimbingan peranikah. Sumber data sekundernya adalah staf dan operator di KUA, 2 tokoh masyarakat di Kecamatan Arse dan 3 Orangtua calon pengantin., Hasil penelitian ini ditemukan bahwa Kantor Urusan Agama Kecamatan Arse sudah efektif dalam menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan Keputusan Menteri Agama No. 517 tahun 2001 yaitu dalam melaksanakan bimbingan pranikah bagi calon pengantin yaitu dalam pelayanan pengawasan pencatatan dan pelaporan nikah, pemberian bimbingan keluarga sakinah dan pemahaman agama serta upaya memperkecil angka perceraian. Materi yang diberikan saat bimbingan pranikah yaitu rukun Iman dan rukun Islam, bersuci, fiqih pernikahan dan teknik mencapai keluarga sakinah. Bentuk kegiatan yang diadakan dalm bimbingan pranikah yaitu bimbingan individu dan bimbingan kelompok dengan metode ceramah dan tanya jawab. Faktor penghambat dalam melaksanakan bimbingan pranikah yaitu kurangnya pemahaman dan minat calon pengantin, banyak calon pengantin yang kawin lari, waktu bimbingan yang relative singkat, sering salah satu calon pengantin tidak berhadir, dan sarana prasarana kurang memadai