Gangguan Produksi Fonologis Kata Dasar dan Kata Turunan Pada Siswa Tunagrahita Mampu Didik: Studi Kasus MRA Siswa SDLB Kuncup Mas Banyumas (Kajian Psikolinguistik)

Tunagrahita merupakan salah satu penggolongan anak berkelainan yang mengalami gangguan keterbelakangan mental atau memiliki tingkat intelegensi di bawah rata-rata. Pada anak tunagrahita juga memiliki kelainan dalam berbicara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gangguan produksi fonologis pada MRA siswa tunagrahita klasifikasi mampu didik di SDLB Kuncup Mas Banyumas. Penelitian ini menitikberatkan pada gangguan berbahasa berupa perubahan bunyi yang dialami oleh MRA pada saat pelafalan kata dasar dan kata turunan. Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Maksud dari deskriptif kualitatif, deskriptif yaitu penelitian dilakukan berdasarkan fakta yang ada sedangkan kualitatif yaitu berkaitan dengan bahasa MRA siswa tunagrahita mampu didik. Penelitian ini menggunakan metode simak dengan teknik dasar sadap dan teknik lanjutan simak libat cakap serta menggunakan teknik pancing untuk mengumpulkan data. Kemudian, untuk menganalisis data menggunakan metode padan dengan alat penentu organ wicara dan menggunakan teknik lanjutan hubung banding menyamakan dan teknik hubung banding membedakan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu psikolinguistik. Penulis menggunakan subjek penelitian MRA penyandang tunagrahita mampu didik. Dari hasil penelitian diperoleh, MRA mengalami gangguan produksi fonologis berupa perubahan bunyi jenis asimilasi progresif, asimilasi regresif, monoftongisasi, modifikasi vokal fonetis, substitusi bunyi, zeroisasi aferesis, zeroisasi sinkop, zeroisasi apokop, dan anaptiksis epentitis. Gangguan tersebut terjadi karena MRA memiliki kondisi lidah yang lebih pendek dari normalnya dan termasuk dalam penyandang tunagrahita klasifikasi mampu didik