Kinerja Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM Kabupaten Banyumas Dalam Melaksanakan pembinaan Koperasi

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa data mengenai kondisi koperasi di Kabupaten Banyumas yang terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun, masih banyaknya koperasi yang tidak aktif, banyaknya koperasi yang tidak melaksanakan RAT, terbatasnya anggaran dan alat/sarana dalam hal ini SDM yang melakukan pembinaan koperasi, kurangnya partisipasi masyarakat dalam berkoperasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM Kabupaten Banyumas dalam melaksanakan pembinaan koperasi pada koperasi-koperasi di Kabupaten Banyumas. Teori yang digunakan untuk mengetahui kinerja organisasi yang digunakan adalah teori dari Paul Hersey, Kenneth H. Blanchard dan Dewey E. Johnson. Terdiri dari tujuh indikator yaitu indikator tujuan, indikator standar, indikator alat/sarana, indikator kompetensi, indikator motif, indikator peluang, dan indikator umpan balik. Penelitian ini dilakukan di Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM Kabupaten Banyumas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dimana peneliti ingin mendeskripsikan keadaan yang ada di lapangan dengan menekankan penelitian secara mendalam. Teknik yang digunakan dalam pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling dengan pertimbangan orang tersebut berkompeten tentang pembinaan koperasi. Metode pengumpulan data meliputi observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif oleh Miles, Huberman, dan Saldana 2014 yaitu antara lain ada pengumpulan data, Kondensasi data, dan penyajian data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM Kabupaten Banyumas dalam melaksanakan pembinaan koperasi belum optimal. Dari indikator tujuan, dilihat dari realisasi program dan adanya penyuluhan. Namun, kurangnya usaha yang dilakukan oleh koperasi itu sendiri dan kurangnya anggaran mengakibatkan tidak meratanya pembinaan yang dilakukan. Dari indikator standar, pembinaan dilakukan berdasarkan amanat Undang-Undang dan permenkop tidak ada standar khusus. Dari indikator alat/sarana, dalam hal ini adalah sumber daya manusia atau pegawai yang mana belum mampu untuk membina seluruh koperasi yang ada di Kabupaten Banyumas. Dari indikator kompetensi, dilihat dari adanya persyaratan memiliki sertifikasi kompetensi bagi pegawai. Dari indikator motif, pegawai melaksanakan pembinaan koperasi didasarkan pada kesadaran akan tanggungjawab dan visi misi Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM Kabupaten Banyumas. Dari indikator peluang, pegawai diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menunjukkan prestasinya dengan diberikan reward atau penghargaan bagi mereka yang berkinerja bagus. Dari indikator umpan balik, belum mampu mengarahkan agar usaha-usaha dan kegiatan koperasi tetap berjalan