Pengaruh Literasi Keuangan, Persepsi Risiko, dan Overconfidence terhadap Keputusan Investasi di Pasar Modal dengan Minat Investasi sebagai Variabel Intervening

Di era Millenial saat ini, investasi mulai banyak digemari oleh kalangan Milennial serta Gen-Z, salah satunya investasi di pasar modal. Aktivitas pasar modal bertumbuh secara positif, tercermin dari kinerja IHSG yang telah mencapai level 6.600,68 pada akhir tahun 2021, meningkat 10,4% dari tahun 2020. Usia investor pasar modal di Indoensia didominasi oleh generasi Millenial dan Gen-Z sejumlah 81,48% Pada tahun 2020 jumlah investor di Indonesia mencapai 3.880.753 investor dan pada tahun 2021 jumlah investor di Indonesia mencapai 7.489.337 investor. Jumlah investor pasar modal Indonesia meningkatan sebesar 92,99% dari tahun 2020 – tahun 2021. Kenaikan investor yang signifikan ini juga terjadi di Kabupaten Klaten. Pada bulan Juni 2020 tercatat 5.741 investor, dan meningkat menjadi 11.947 investor pada Juni 2021. Terdapat kenaikan investor yang sangat pesat sebesar 108,09%. Kenaikan jumlah investor berarti dapat disimpulkan bahwa aktivitas investasi di sektor pasar modal di Kabupaten Klaten semakin tinggi dari tahun ke tahun dan minat investasi yang dimiliki masyarakat di Kabupaten Klaten juga mengalami peningkatan. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan terhadap investor saham di Kabupaten Klaten. Penelitian ini berjudul “Pengaruh Literasi Keuangan, Persepsi Risiko, Overconfidence Terhadap Keputusan Investasi dengan Minat Investasi sebagai Variabel Intervening”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh literasi keuangan, persepsi risiko, dan overconfidence terhadap keputusan investasi dengan minat investasi sebagai variabel intervening. Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok investor saham di Kabupaten Klaten. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria: (1) Bersedia menjadi responden secara sukarela, (2) Berdomisili atau tinggal di Kabupaten Klaten, (3) Telah berinvestasi saham di pasar modal minimal enam bulan, dan (4) Memiliki lebih dari satu macam saham perusahaan. Data diambil dari responden menggunakan kuesioner melalui google form. Data yang diperoleh dalam penelitian ini sebanyak 66 responden. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM) berbasis varian atau variance based dengan menggunakan alternatif Partial Least Square (PLS). Software yang digunakan yaitu software Smartpls 3.0 dan untuk pilot test menggunakan software IBM SPSS Statistics 25. Analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif, outer model diantaranya convergent validity, discriminant validity, composite reliability, dan inner model diantaranya uji coeffiecient of determination (R2), path coefficient, dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Literasi Keuangan tidak berpengaruh terhadap Keputusan Investasi di Pasar Modal, (2) Persepsi Risiko berpengaruh positif signifikan terhadap Keputusan Investasi di Pasar Modal, (3) Overconfidence tidak berpengaruh terhadap Keputusan Investasi di Pasar Modal, (4) Minat Investasi berpengaruh positif signfikan terhadap Keputusan Investasi di Pasar Modal, (5) Literasi Keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap Minat Investasi di Pasar Modal, (6) Persepsi Risiko berpengaruh positif signfikan terhadap Minat Investasi di Pasar Modal, (7) Overconfidence tidak berpengaruh terhadap Minat Investasi di Pasar Modal, (8) Literasi Keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap Keputusan Investasi di Pasar Modal melalui Minat Investasi sebagai variabel intervening, (9) Persepsi Risiko berpengaruh positif signfikan terhadap Keputusan Investasi di Pasar Modal melalui Minat Investasi sebagai variabel intervening, dan (10) Overconfidence tidak berpengaruh terhadap Keputusan Investasi di Pasar Modal melalui Minat Investasi sebagai variabel intervening. Implikasi dalam penelitian ini yaitu pihak-pihak yang berkepentingan seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, para pembuat kebijakan bidang keuangan (Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan), dan lembaga pendidikan bisnis lebih berperan dalam meningkatkan literasi masyarakat dalam bidang investasi dan perlu membuat program untuk meningkatkan rasa percaya diri ketika membuat keputusan investasi. Rendahnya rasa percaya diri bisa menyebabkan masyarakat ragu dalam mengambil keputusan investasi. Selain itu pengembang ilmu pengetahuan di bidang akuntansi khususnya akuntansi keuangan perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan investasi di pasar modal seperti literasi keuangan, persepsi risiko, overconfidence, dan minat investasi. Keempat faktor tersebut sudah terbukti memiliki pengaruh terhadap keputusan untuk berinvestasi. Bagi para investor, penelitian ini bisa menambah pengetahuan dan pertimbangan dalam strategi untuk membuat keputusan investasi serta dapat menambah wawasan bagi masyarakat umum