PRAKTIK SOSIAL E-LEARNING PADA KELOMPOK GURU SMA DIGITAL IMMIGRANT Studi: SMA N 10 Padang

Era digital membawa perubahan serta perkembangan teknologi informasi yang mempengaruhi setiap aspek kehidupan termasuk institusi pendidikan. Pembelajaran E-Learning adalah proses belajar mengajar yang sangat bergantung terhadap pemanfaatan teknologi informasi. E-Learning merupakan pembelajaran yang berbasis teknologi informasi di ruang maya. Guru merupakan tenaga pendidik yang memiliki peran signifikan agar tujuan dari pendidikan dapat tercapai. Sementara itu, terdapat sekelompok guru yang lemah dalam penguasaan teknologi informasi namun tetap harus mampu melakukan praktik sosial sesuai dengan kondisi saat ini agar E-Learning dapat berjalan secara maksimal. Kelompok ini kemudian dikenal dengan istilah digital immigrant. Berkaitan dengan hal itu untuk menjelaskan praktik sosial guru SMA digital immigrant dalam proses E-Learning tersebut digunakan teori Habitus Pierre Bourdieu. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan habitus guru SMA digital immigrant dan menjelaskan strategi yang digunakan guru SMA digital immigrant dalam melaksanakan E-Learning. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif. Untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam dan studi dokumen. Teknik purposive sampling atau disengaja digunakan untuk menentukan informan penelitian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa bentuk-bantuk praktik sosial yang dilakukan oleh guru SMA digital immigrant yaitu pemanfaatan platform online dalam proses belajar mengajar, evaluasi pembelajaran secara online dan pemanfaatan platform digital dalam mengakses sumber referensi bahan ajar. Habitus guru SMA digital immigrant yaitu memiliki kebiasaan yang kompetitif, memahami platform pembelajaran yang interaktif, pandangan terhadap E-Learning lebih positif dan kemampuan memanfaatkan teknologi informasi secara maksimal. Strategi yang digunakan guru SMA digital immigrant dalam menerapkan E-Learning yaitu mengikuti pelatihan tingkat nasional, pemanfaatan lingkungan, privilege sebagai perwakilan sekolah, pemanfaatan platform youtube, mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh sekolah, belajar dengan rekan sesama guru dan meminta bantuan kepada anak