PERJANJIAN PERDAGANGAN PREFERENSI INDONESIA-MOZAMBIK

The relationship between Indonesia and Mozambique has been established since 1991. From time to time, the bilateral relations between Indonesia and Mozambique have become stronger, marked by increased visits between government officials and businessmen of the two countries. Between the two countries, various Memorandum of Understanding (MoU) have been signed in various fields, especially in the trade sector. In line with the guidelines for Mozambique's largest exhibition, the 55th International Trade Fair – FACIM to be precise on 29 August 2019, the Indonesian Minister of Trade (Menteri Perdagangan), Enggartiasto Lukita and the Minister of Industry and Trade of Mozambique Ragendra Berta de Sousa signed the Indonesia-Mozambique Preferential Trade Agreement (IM-PTA).The launch of the IM-PTA negotiations was carried out in 2018 by the Indonesian Minister of Trade and the Minister of Industry and Trade of Mozambique as the first bilateral agreement between both country. This paper analyzes the reasons behind Indonesia's foreign policy in deciding to signed the IM-PTA. The author uses the concepts of National Interest to identify Indonesian foreign policy decision-making. A qualitative descriptive approach is used to reveal information and data about the phenomena. The author reviews data from books, journals, papers, government data, and credible articles on the internet. After collecting data, the author analyze and summarize the information related to the topic. Research shows that Indonesia's foreign policy to signed the IM-PTA is based on the national interest of Indonesia to obtain a trade surplus. This agreement also opens the way for Indonesia to enter the market in the African continent as a stepping stone to enter the African continent.Hubungan Indonesia dan Mozambik telah terjalin sejak tahun 1991. Dari waktu ke waktu, hubungan bilateral antara Indonesia dan Mozambik semakin erat, ditandai dengan meningkatnya kunjungan antara pejabat pemerintah dan pengusaha kedua negara. Di antara kedua negara ini, berbagai Memorandum of Understanding (MoU) telah ditandatangani di berbagai bidang, terutama di bidang perdagangan. Bersamaan dengan penyelenggaraan pameran terbesar di Mozambik, yaitu International Trade Fair ke-55 – FACIM tepatnya pada 29 Agustus 2019, Menteri Perdagangan (Menteri Perdagangan Indonesia), Enggartiasto Lukita dan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Mozambik Ragendra Berta de Sousa menandatangani Indonesia-Mozambique Preferential Trade Agreement (IM-PTA). Adapun peluncuran negosiasi IM-PTA dilakukan pada tahun 2018 di Bali oleh Menteri Perdagangan RI dan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Mozambik sebagai perjanjian bilateral pertama antara kedua negara. Tulisan ini menganalisis alasan di balik kebijakan luar negeri Indonesia dalam penandatanganan IM-PTA ini. Penulis menggunakan konsep Kepentingan Nasional untuk mengidentifikasi pengambilan keputusan kebijakan luar negeri Indonesia. Pendekatan deskriptif kualitatif digunakan untuk mengungkapkan informasi dan data terkait fenomena yang terjadi. Penulis mengulas data dari buku, jurnal, makalah, data pemerintah, dan artikel yang kredibel di internet. Setelah mengumpulkan data, penulis menganalisis dan merangkum informasi yang terkait dengan topik. Penelitian menunjukkan bahwa kebijakan luar negeri Indonesia untuk menandatangani IM-PTA didasarkan pada kepentingan nasional Indonesia untuk memperoleh surplus pada perdagangan. Kesepakatan ini juga sekaligus menjadi pembuka jalan bagi Indonesia untuk memasuki pasar di benua Afrika sehingga dapat dikatakan sebagai salah satu batu loncatan untuk memasuki benua Afrika