Peningkatan kemampuan kerja sama melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Mata Pelajaran Tematik kelas IV-C MI Negeri 2 Mojokerto

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang berkembangnya kemampuan kerja sama yang dimiliki siswa. Beberapa siswa masih malu-malu untuk berinteraksi dengan lawan jenis, masih belum bisa bertanggung jawab dengan baik pada pekerjaan kelompok. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan model pembelajaran yang digunakan adalah discovery learning. Model pembelajaran ini sangat bagus dalam melatih kemapuan berpikir kritis, analitis dan kreatif siswa namun kurang berhasil untuk menumbuhkembangkan kemampuan kerja sama dari peserta didik. Akibatnya siswa menjadi kurang bisa melakukan kegiatan belajar secara berkelompok dan kurang bisa mengembangkan kemampuan kerja samanya, oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1)Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada kemampuan kerja sama siswa mata pelajaran tematik kelas IV-C di MI Negeri 2 Mojokerto. 2) Peningkatan kemampuan kerja sama melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mata pelajaran tematik kelas IV MI Negeri 2 Mojokerto. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kurt Lewin yang dilakukan dengan 2 siklus. Dalam setiap siklusnya terdiri atas beberapa tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, rubrik kemampuan kerja sama, rubrik tes pengetahuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw telah dilaksanakan dengan baik dibuktikan dengan hasil observasi aktivitas siswa dan guru di kelas. Pada siklus I, observasi aktivitas guru mendapatkan nilai 67,64 (cukup) kemudian dilakukan perbaikan pada siklus II hasilnya meningkat menjadi 91,17 (sangat baik). Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I yaitu 63,23 (cukup) dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 86,76 (baik). 2) Peningkatan kemampuan kerja sama pada mata pelajaran tematik pada pra siklus ketuntasan sebesar 37% (kurang). Pada siklus I nilai persentase ketuntasan sebesar 55,55% (cukup). pada siklus II memperoleh ketuntasan 92,59% dengan kategori sangat baik