Analisis kelayakan nasabah dalam pembiayaan musyarakah pada BMT Al-Fath IKMI Kedaung

Baitul Maal Wa Tamwil disebut juga dengan koperasi syariah yang merupakan lembaga keuangan syariah yang berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana kepada anggotannya dan biasanya beroperasi dalam skala mikro. BMT memiliki dua fungsi utama, yaiuru sebagai media penyalur pendayagunaan harta ibadah seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf, serta dapat pula berfungsi sebagai institusi yang bergerak dibidang investasi yang bersifat produktif sebagaimana layaknya bank. Pada fungsi yang kedua dapat dipahami bahwa selain berfungsi sebagai lembaga keuangan BMT juga berfungsi sebagai lembaga ekonomi dan bertugas menghimpun dana dari masyarakat yang mempercayakan dananya disimpan di BMT dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang diberikan pinjaman oleh BMT. Kelayakan nasabah adalah sebuah bentuk yang patut nasabah miliki untuk mendapatkan pembiayaan. Dengan kata lain adalah suatu nilai-nilai yang harus dimiliki oleh nasabah agar dapat mendapatkan pembiayaan yang diajukan oleh suatu nasabah.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pembiayaan musyarakah yang diberikan oleh pihak BMT cabang kedaung dan untuk mengetahui layak atau tidaknya nasabah dalam menerima pembiayaan musyarakah dengan menggunakan analisis 5C. Metode pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis, untuk memaparkan data-data yang didapatkan di tempat penelitian. Hasil dari penelitian ini memiliki kesimpulan bahwa BMT Al-Fath IKMI Cabang Kedaung dalam menganalisis layak atau tidaknya nasabah dalam menerima pembiayaan Musyarakah menggunakan prinsip 5C yaitu: character, capacity, condition, capital, and colleteral. Berikut mekanisme pengajuan pembiayaan musyarakah pada BMT Al- Fath IKMI Cabang Kedaung:Nasabah terdaftar menjadi anggota BMT, mengambil formulir pengajuan,mengisi aplikasi permohonan pembiayaan, menyerahkan berkas serta melampirkan jaminan yang dipersyaratkan oleh pihak BMT, Uji berkas, setelah uji berkas nasabah akan disurvei langsung oleh pihak BMT, jika sesuai, maka akan dilakukan akad, pencairan pembiayaan musyarakah