Bimbingan agama Islam melalui kajian Kitab Arba’u Rasail dalam meningkatkan ibadah Shalat lima waktu pada komunitas PREMAN (Pemuda Akhir Zaman) Sukoharjo

Erwin Setiawan, 1501016029. “Bimbingan Agama Islam melalui Kajian Kitab Arba’u Rasail dalam Meningkatkan Ibadah Sholat Lima Waktu pada Komunitas PREMAN (Pemuda Akhir Zaman) di Sukoharjo”. Skripsi program Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi ibadah sholat lima waktu pada komunitas Pemuda Akhir Zaman di Sukoharjo dan bagaimana bimbingan agama Islam melalui kajian Kitab Arba’u Rasail dalam meningkatkan ibadah sholat lima waktu pada komunitas PREMAN (Pemuda Akhir Zaman) di Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Kualitatif Deskriptif, dengan sumber data anggota dari Komunitas PREMAN (Pemuda Akhir Zaman) di Sukoharjo, menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, dokumentasi, dan observasi, dan menggunakan teknik analisis data dari Miles dan Huberman ada 3 langkah, yang pertama, Data Reduction (Reduksi Data), yang kedua, Display Data (Penyajian Data), dan yang ketiga, Conclusion Drawing/ Verification (Penarikan Kesimpulan). Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa kondisi ibadah sholat lima waktu anggota komunitas PREMAN atau Pemuda Akhir Zaman di Sukoharjo yakni, masih banyak yang meninggalkan sholat lima waktu dikarenakan lebih memilih untuk bermain dengan teman hingga larut malam, masih banyak yang belum paham dengan adab-adab dalam sholat lima waktu, dari segi pahala maupun dosanya, namun setelah mengikuti kajian Kitab Arba’u Rasail ini ada beberapa anggota yang sudah paham dan mengetahui bagaimana pentingnya menjalankan ibadah sholat lima waktu. Lalu bimbingan agama Islam melalui kajian Kitab Arba’u Rasail pada komunitas PREMAN atau Pemuda Akhir Zaman di Sukoharjo, yakni mengaji dengan santai yang mana hubungan antara ustadz (pembimbing) dan mad’u (anggota) sangat dekat, karena ustadz (pembimbing) memperbolehkan untuk mad’u (anggota) untuk bisa saling share tentang masalah kehidupan pribadi maupun keagamaan, dan untuk mengartikan setiap ayatnya pun terbilang santai, karena ustadz (pembimbing) menjelaskannya tidak terburu-buru dan jika belum ada yang paham ustadz (pembimbing) mengulanginya