Bimbingan rohani Islam untuk meningkatkan psychological well being pasien di Rumah Sakit Roemani Muhamadiyah Semarang

Tujuan penelitian psychology well being untuk mengetahui secara ilmiah bahwa psychology well being sangat penting bagi pasien diabetes di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Selain itu peran petugas bimroh juga sangat penting untuk menumbuhkan psychology well being bagi pasien diabetes. Sementara itu psycology well being sering kali dimaknai sebagai bagaimana seorang individu mengevaluasi dirinya. Adapun evaluasi tersebut memiliki dua bentuk yaitu: evaluasi yang bersifat kognitif, seperti penilaian umum (kepuasan kerja, kepuasan perkawinan). Bentuk evaluasi yang kedua adalah evaluasi yang bersifat afektif, berupa frekuensi dalam mengalami emosi yang menyenangkan (missal: menikah) dan mengalami emosi yang tak menyenangkan (missal: depresi). Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, 2009). Psychological well being dapat dipengaruhi oleh berbagai macam factor. Dalam Amawidyati & Utami (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi Psychological well being antara lain: latar belakang budaya, pekerjaan, kelas social, tingkat ekonomi, tingkat pendidikan, kepribadian, pernikahan, jenis kelamin, anak-anak, kondisi masa lalu seseorang terutama pola asuh keluarga, kesehatan dan fungsi fisik, serta faktor kepercayaan emosi, serta religiusitas. Salah satu factor yang mempengaruhi Psychological well being adalah religiusitas. Religiusitas terdapat beberapa penelitian yang menyatakan hubungan antara religiusitas dengan Psychological well being (Amawidyati & Utami, 2007: 167). Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan objek penelitiannya adalah Psychological well being petugas kerohaniawan, perawat dan keluarga pasien. Teknik pengumpulan data menggunakan obesrvasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu. Sedangkan metode analisis data menggunakan Clandini, james Scheiber dan Kimberly Ansner-Self (2012), melalui dua tahap 1. Analisis naratif 2. Analisis narasi. dalam analisis data kualitatif yaitu: Penelitian ini memiliki hasil : Pertama : Kondisi kesejahteraan pasien di RS Roemani Muhammadiyah Semarang dilihat dari indikator (1) kuwalitas hidup, dari pengalaman masa lalu ini pasien dapat menjadikan pengalaman dan pembelajaran bagi pasien terrsendiri. (2) Usia, pasien yang belum siap akan berpengaruh pada kondisi mentalnya dan berimba pada kondisi fisiknya. Kedua : layanan bimbingan rohani Islam untuk mempersiapkan kesejahteraan pasien Psychological well being. Untuk layanan ini ada beberapa unsur yaitu (1) petugas kerohaniawan sebagai pelaksana bimbingan dengan memberikan motivasi, do’a dan dukungan kepada pasien. (2) Pasien sebagai penerima layanan, bahwa pasien perlu mendapatkan dukungan, motivasi dan do’a agar pasien merasa lebih diperhatikan. (3) Metode dan materi, metode yang digunakan adalah metode langsung yang dilakukan secara tatap muka untuk pemberian motivasi, dukungan juga do’a dan metode tidak langsung menggunakan buku, murrotal yang menjadi tuntunan kepada pasien untuk terus mengingat Allah. Materi yang diberikan adalah berupa motivasi, psikospiritual dan ibadah