MODEL PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK BERBASIS SELF ASESSMENT GURU SEKOLAH DASAR DALAM PENGELOLAAN KELAS

ABSTRAK Kompetensi guru merupakan kemampuan untuk melakukan tugas dan kewajiban dengan layak dan bertanggung jawab sebagai penentu keberhasilan praktik pembelajaran. Permasalahan utama guru kelas inklusif adalah masih adanya kesulitan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pengelolaan pembelajaran kelas inklusif. Oleh karena itu, diperlukan model pengembangan kompetensi pedagogik dalam pengelolaan kelas inklusif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan model pengembangan kompetensi pedagogik berbasis self-asssesment guru sekolah dasar dalam pengelolaan kelas inklusif. Penelitian ini menggunakan desain Research and Development yang dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap pendahuluan, pengembangan produk dan uji keterlaksanaan model. Digunakan perpaduan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan model concurrent embedded design. Partisipan penelitian sejumlah 21 guru SD Intis Kota Yogyakarta. Analisis data tahap pendahuluan menggunakan analisis deskriptif kualitatif deskriptif dan kuantitatif persentase. Tahap kedua dengan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif dan tahap ketiga dengan uji keterlaksanaan paired sample test serta kualitatif. Hasil studi pendahuluan menunjukkan adanya permasalahan pengelolaan kelas inklusif terutama dengan kehadiran peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran kelas inklusif. Proses pengembangan model telah berhasil dengan menggunakan tahapan model hipotetik, validasi rasional dan uji keterlaksanaan model. Uji keterlaksanaan model pengembangan kompetensi pedagogik berbasis self asssesment secara statistik dan empiris meningkatkan kapasitas pengelolaan kelas inklusif. Hasil implementasi model untuk aspek kompetensi pedagogik 1 sampai 5 karena Sig >0,05 tidak ada hubungan antara pretes dan postes, sedangkan aspek 6 sampai 11 karena Sig <0,05 ada hubungan antara pretes dan postes. Nilai Sig. (2-tailed) keempat indikator skor 0,00< 0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara pretes dengan postes hasil treatment implementasi model. Dampak terhadap guru adalah adanya peningkatan self-efficacy, tersusunnya rencana pembelajaran, kurikulum, pelaksanaan dan evaluasi hasil belajar adaptif dan akomodatif. Dampak terhadap anak adalah adanya peningkatan keterampilan sosial, percaya diri, dan sikap positif saling menerima serta menghargai. Simpulan bahwa model pengembangan kompetensi berbasis self-assessment guru sekolah dasar dalam pengelolaan kelas inklusif menjadi prinsip mendasar yang sekaligus sebagai rekomendasi bagi guru, kepala sekolah dan dinas pendidikan. Kata kunci: Kompetensi Pedagogik, Self-Assessment, Pengelolaan Kelas Inklusi