Perbedaan Organizational Citizenship Behaviour Ditinjau Dari Kepribadian (Ekstrovert dan Introvert) Perawat di RS. H. Adam Malik Medan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kontrol diri dengan perilaku konsumtif dimana yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Medan Area yang sedang duduk di semester IV yang berjumlah 60 orang. Berdasarkan kajian teoritis yang ada dalam Bab II, maka diajukan hipotesis penelitian yang berbunyi : Terdapat hubungan yang negatif antara kontrol diri dengan perilaku konsumtif remaja. Artinya semakin rendah kontrol diri, maka semakin tinggi perilaku konsumtif, sebaliknya semakin trnggi kontrol diri maka semakin rendah perilaku konsumtif. Kontrol diri dan perilaku konsumtif dalam penelitian ini diungkap dengan menggunakan skala Likert dengan 4 pilihan jawaban, yakni Sangat Setuju (SS), Setuju (s), Tidak Setuju (TS) dan sangat Tidak Setuju (STS). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian int adalah Korelasi-Product Moment, maka diperoleh hasil-hasil sebagai berikut: 1). Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kontrol diri dengan perilalar konsumtif. Hasil ini dibuktikan dengan koefisien korelasi rxy : - 0,246: p < 0,050. Artinya semakin tinggi kontrol diri, maka semakin rendah perilaku konsumtif mahasiswi. Sebaliknya semakin rendah kontrol diri, maka semakin tinggi perilaku konsumtif mahasiswi. Dengan demikian maka hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini, dinyatakan diterima. 2). Bahwa kontrol diri yang dimiliki individu mempengaruhi atau dapat menekan munculnya perilaku konsumtif sebesar 6%. Darl, hasil ini diketahui bahwa masih terdapat 94 % pengaruh dari faktor lain terhadap perilaku konsumtif dimana faktor-faktor tersebut dalam penelitian ini tidak dilihat, diantaranya adalah faktor kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi, situasi, keluarg4 kepribadian, konsep diri, motivasi, pengalaman belajar, dan gaya hidup. 3). Bahwa para mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Medan Area memiliki kontrol diri yang tinggi (mean empirik: 88,616 > mean hipotetik :72,5 dimana selisih kedua mean tersebut melebihi bilangan SD : 9,404) dan perilaku konsumtif para mahasiswi rendah (mean empirik :94,433 < mean hipotetik : 125 dimana selisih kedua mean tersebut melebihi bilangan SD : 27,546). Hasil penelitian ini terkesan kurang sesuai dengan fenomena di lapangan, dimana sebagian mahasiswi memiliki perilaku konsumtif yang tinggi