Forgiveness Remaja Terhadap Perilaku Selingkuh Ayah

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui forgiveness remaja terhadap perilaku selingkuh ayah. Adapun responden yang digunakan sebanyak 2 orang. Responden I adalah seorang perempuan berusia 20 tahun. Responden II juga seorang perempuan berusia 20 tahun. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan menggunakan metode observasi dan wawancara. Hasil dari penelitian bahwa responden I berada pada fase pengungkapan (uncovering phase) dan responden II berada pada fase pendalaman (outcame atau deepening phase). Fase forgiveness itu sendiri terdiri dari fase pengungkapan (uncovering phase) yaitu ketika seseorang merasa sakit hati dan dendam. Fase keputusan (decision phase) yaitu seseorang mulai berfikir rasional dan memikirkan kemungkinan untuk forgiveness. Pada fase ini individu belum forgiveness sepenuhnya. Fase tindakan (work phase) yaitu adanya tindakan secara aktif memberikan forgiveness kepada orang yang bersalah dan fase pendalaman (outcame atau deepening phase) internalisasi kebermaknaan dari proses forgiveness pada fase inilah individu memahami bahwa dengan forgiveness maka dirinya akan memberi manfaat untuk diri sendiri, orang lain dan lingkungannya. Fase forgiveness tersebut tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu kecerdasan emosi, respon pelaku, munculnya empati, kualitas hubungan, rumination, komitmen agama, dan faktor personal responden. Forgiveness terdiri dari beberapa aspek, yaitu aspek (Avoidance Motivation) semakin menurun motivasi untuk membalas dendam. Aspek (Revenge Motivation) semakin menurun motivasi untuk menghindari pelaku, membuang keinginan untuk menjaga kerenggangan (jarak) dengan orang yang telah menyakitinya. Aspek (Beneviolence Motivation) semakin termotivasi niat baik dan keinginan berdamai dengan pelaku meskipun pelanggaranya termasuk tindakan berbahaya