Problem Solving Ibu dalam Menghadapi Anak dengan Gangguan Autistik

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui krisis apa saja yang dialami oleh ibu selama menghadapi anak dengan gangguan autistik dan melihat problem apa saja yang muncul serta bagaimana problem solving nya. Penelitian ini dilakukan pada 2 orang ibu yang berusia 43 tahun dan 49 tahun. Memiliki anak autistik usia 10 tahun dan 12 tahun. Metode dalam penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif dengan pengambilan data menggunakan wawancara dan observasi tidak langsung. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi tiga tema utama yaitu krisis, problem dan problem solving ibu dalam menghadapi anak dengan gangguan autistik. Krisis muncul mulai dari saat mendiganosa anak, gangguan kesehatan anak, masalah perkawinan dan saat anak memasuki usia sekolah dan remaja. Lalu, problem yang muncul adalah ketidak-ahlian orang tua (parents lack of expert), harga diri orang tua (parents self esteem), Kondisi kehidupan yang panjang (long life condition), akibat yang lebih komplek (multiple effect), akibat sosial emosional (social emotional effects), serta dukungan informasi dan sosial (explanation and social support). Dari problem itu semua ibu melakukan penanganan dengan problem solving ill structured dan well structured, melakukan pembentukan representasi masalah, proses pemecahan masalah yang melibatkan pencarian melalui masalah lalu representasi masalah, membangun dan memilih solusi, membuat pembenaran serta memonitor dan mengevaluasi tujuan-tujuan dan solusi-solusi. Hasil penelitian menunjukkan kedua responden melakukan problem solving ill structured dan well structured tapi ibu yang dengan pendidikan lebih tinggi memiliki lebih banyak ide, ulet serta berwawasan luas. Namun kedua responden sama-sama memiliki sikap positif dan pantang menyarah dalam menangani setiap masala