FENOMENA PENCIPTAAN MAKNA BARU GAMERS MOBILE LEGENDS: BANG BANG (STUDI DESKRIPIF KUALITATIF PADA MOBILE LEGENDS COMMUNITY KALIJAGA YOGYAKARTA)

Skripsi ini adalah studi tentang maraknya Game Mobile Legends: Bang Bang di kalangan Mahasiswa khususnya di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga yang kemudian membentuk komunitas bernama “Mobile Legends Community Kalijaga Yogyakarta” di tengah era pandemi covid-19 dengan tujuan agar tetap terjalin silaturahim antar mahasiswa yang memainkan Mobile Legends: Bang Bang dan meningkatkan bakat menuju level profesional. Bagi mereka memainkan game tersebut telah menjadi kebutuhan sehari hari, demi kebutuhan tersebut mereka dapat menghabiskan banyak waktu, tenaga maupun materi sehingga menyingkirkan sesuatu hal yang seharusnya lebih diprioritaskan seperti Pendidikan dan interaksi secara langsung kepada sesama manusia di mana mereka tinggal. Disadari ataupun tidak, fenomena tersebut merupakan kondisi hiperrealitas yang telah melalui berbagai proses serta fase simulasi dan simulakra. Kemudian di dalam penelitian ini, peneliti berusaha mencari fakta mengenai bagaimana penciptaan makna baru yang terjadi di dalam Mobile Legends Community Kalijaga Yogyakarta dengan berlandaskan teori Hiperrealitas perspektif Jean Baudrilard. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Kualitatif paradigma konstruktivis guna mendapatkan data yang empiris di lapangan. Teknik pengumpulan data adalah dengan cara melakukan wawancara kepada informan, observasi dan dokumentasi. Terdapat beberapa konsep yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi hiperrealitas yaitu simulasi, simulakra, adiksi, representasi, tanda, kode, makna, dan citra. Selanjutnya dalam penelitian ini ditemukan data dan fakta yang dapat disimpulkan bahwa para anggota yang memainkan Mobile Legends: Bang Bang sudah tidak lagi menjadi kegiatan pemenuhan kebutuhan kebutuhan dasar, lebih dari itu para anggota tersebut telah menginjak level konsumsi tanda dan makna. Disinilah kemudian pemikiran Jean Baudrillard terkait Hiperrealitas menemukan relevansinya