KAJIAN KINERJA TUNGKU TRADISIONAL BAHAN BAKAR CHIP PELEPAH KELAPA SAWIT

Memasak merupakan kegiatan yang sangat penting dalam sebagian besar rumah tangga negara berkembang, termasuk Indonesia. Jumlah penduduk yang besar mengakibatkan tingginya kebutuhan energi untuk memasak. Kegiatan memasak di Indonesia khususnya di Desa masih banyak menggunakan tungku tradisional dengan pembakaran terbuka. Tujuan penelitian adalah mendapatkan uji kinerja tungku tradisional dari bahan bakar chip pelepah kelapa sawit yang diperoleh melalui uji nyala terhadap tungku tradisaional dan melakukan uji kinerja tungku dengan pemasakan air 2 liter (water boiling test) untuk mengukur waktu memasak dan menghitung sisa chip yang tidak terpakai dalam proses pemasakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa uji nyala, waktu nyala api pada tungku batu tidak berbeda nyata terhadap tungku logam, namun tungku batu bata dan logam berpengaruh nyata terhadap tungku anglo dan tungku stainless. Waktu nyala api pada tungku anglo berpengaruh nyata terhadap tungku lainnya. Waktu nyala api pada tungku stainless berpengaruh nyata terhadap tungku lainnya dan waktu nyala api yang dihasilkan pada tungku batu bata (26,25 menit), tungku anglo (11,52 menit), tungku logam (25,05 menit), tungku stainless (20,57 menit). Warna api yang ditimbulkan yaitu dominan warna kuning daripada jingga terhadap ke empat jenis tungku sedangkan asap secara umumnya menimbulkan asap yang sedikit kecuali pada tungku anglo dengan asap tebal dan banyak. Kemudian waktu tes memasak air (water boiling test) sebanyak 2 liter pada empat jenis tungku secara statistik berpengaruh nyata dengan waktu yang dihasilkan tungku batu bata 25,05 menit, anglo 10,24 menit, logam 11,59 menit dan stainless 15,37 menit. Kinerja dari empat tungku tradisional dari bahan bakar chip pelepah kelapa sawit dengan parameter uji nyala (waktu nyala, warna api dan asap) maka yang terbaik kinerjanya adalah tungku logam. Kinerja tungku tradisional terhadap kemampuan memasak air 2 liter (WBT) dengan bahan bakar chip pelepah kelapa sawit maka waktu tercepat adalah pada tungku anglo, akan tetapi dilihat dari aspek sisa bahan bakar terbanyak diperoleh pada tungku loga