PT Ibu tang memperdagangkan Beras tidak sesuai dengan Sertifikat Standar Nasional Indonesia ditinjau dari Undang-undang Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian

Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara berkembang yang berupaya melaksanakan pembangunan nasional dalam berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah aspek pangan. salah satu makanan pokok dan Utama adalah beras yang dikonsumsi sehari-hari oleh manusia karena itu harus memiliki kualitas yang baik dan aman untuk dikonsumsi. Sehingga penerapan Peraturan Standar Nasional Indonesia tentang produk beras sangat diperlukan untuk melindungi keamanan dan keselamatan konsumen. Tujuan penggunaan beras berlabel SNI adalah untuk memberikan jaminan kualitas dan harga kepada konsumen, serta meningkatkan nilai bagi pelaku usaha di Indonesia. Beras di pasaran umumnya sudah diberi label, tetapi tidak sesuai dengan persyaratan aturan sistem pelabelan produk makanan. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan arus globalisasi yang tidak lagi terbendung, tidak hanya menimbulkan dampak positif tetapi juga sering menimbulkan dampak negatif, misalnya dengan adanya globalisasi kejahatan dan perkembangan kualitas (modus operandi) dan kuantitas tindak pidana oleh korporasi. Seperti diketahui,sebuah korporasi selalu menginginkan keuntungan lebih dengan menurunkan kualitas suatu produk beras ketika telah mendapat kepercayaan dari konsumen dan tidak sesuai dengan sertifikat SNI yang dimiliki oleh pelaku usaha. Tindakan korporasi merupakan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2014 Tentang Standardisasi dan penilaian kesesuaian yang telah mengakui Korporasi sebagai subjek hukum pidana