Hubungan Penyakit Arteri Perifer dengan Faktor Risiko Kardiovaskuler pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Cebongan Kota Salatiga

Latar Belakang : Penyakit Arteri Perifer (PAP) merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler dimana terjadi penyumbatan pada arteri yang memicu penyakit cerebrovaskular seperti infark miokard, stroke hingga kematian. Faktor utama terjadinya penyakit PAP yaitu orang yang mengidap penyakit diabetes melitus tipe II. Penyakit diabetes melitus tipe II (DMT2) sangat berkontribusi penting dalam peningkatan resiko terjadinya penyakit arteri perifer (PAP) baik yang bergejala maupun yang tidak bergejala, tingkat resiko tersebut berkisar antara 1,5-4 kali lipat dan berhubungan dengan terjadinya penyakit kardiovaskuler dan mortalitas pada pasien dengan penyakit arteri perifer (PAP). Tujuan : Mengetahui hubungan antara penyakit arteri perifer dengan faktor risiko penyakit kardiovaskuler pada pasien DMT2. Metode : Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional untuk melihat hubungan antara penyakit arteri perifer dengan risiko terjadinya penyakit kardiometabolik pada pasien Diabetes Melitus Tipe II (DMT2). Populasi penelitian ini yaitu pasien DMT2 yang teregistrasi di Puskesmas Cebongan, sebanyak 62 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi yaitu terdiagnosa DMT2, jenis kelamin perempuan, usia kisaran 45 – 64 tahun; tidak memiliki luka ulkus diabetikum, serta bersedia menjadi responden penelitian. Kriteria eksklusi yaitu pasien DMT2 yang memiliki luka, berjenis kelamin laki-laki, serta pasien yang menolak menjadi responden. Penentuan sampel penelitian menggunakan metode perhitungan rumus Slovin ditemukan minimal sampel yang harus diambil sebanyak 35 responden. Instrumen pengumpulan data berupa pemeriksaan Ankle Brachial Index (ABI), pemeriksaan antropometri, pemeriksaan biokimia, dan pola aktivitas fisik menggunakan kuesioner Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ). Analisa data menggunakan univariate dan bivariate yaitu uji chi square. Hasil : Pada hasil uji bivariate yang di uji dengan chi square menggunakan software Statistical Package Social Science (SPSS) versi 26.0 didapatkan hubungan antara antropometri dengan ankle brachial indeks yaitu lemak viseral p-value <0,05 dan lemak trunk (dada) p-value <0,05. Selain itu terdapat hubungan antara metabolik dengan ankle brachial indeks yaitu tekanan darah sistol p-value <0,05 dan tekanan darah diastol p-value <0,05. Kesimpulan : Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara penyakit arteri perifer dengan faktor risiko kardiovaskuler pada pasien DMT2 di Puskesmas Cebongan. Faktor risiko yang berhubungan yaitu hipertensi dan lemak, saat terjadinya hipertensi pasien DMT2 sangat beresiko terkena penyakit arteri perifer dikarenakan terjadinya penumpukan lemak pada pembuluh darah pasien yang disebabkan oleh pola aktivitas fisik yang kurang.Background: Peripheral Arterial Disease (PAD) is a cardiovascular disease where there is blockage in the arteries that triggers cerebrovascular disease such as myocardial infarction, stroke and death. The main factor for the occurrence of PAP is people who have type II diabetes mellitus. Diabetes mellitus type II (DMT2) has an important contribution in increasing the risk of developing peripheral arterial disease (PAD), both symptomatic and asymptomatic, the risk level ranges from 1.5-4 times and is associated with the occurrence of cardiovascular disease and mortality in patients with peripheral arterial disease (PAP). Objective: To determine the relationship between peripheral arterial disease and risk factors for cardiovascular disease in T2DM patients. Method: This study used a descriptive analytic with a cross sectional approach to see the relationship between peripheral arterial disease and the risk of cardiometabolic disease in patients with Type II Diabetes Mellitus T2DM). The population of this study were T2DM patients who were registered at the Cebongan Health Center, as many as 62 respondents who met the inclusion criteria, namely diagnosed with T2DM, female gender, age ranged from 45 to 64 years; do not have diabetic ulcers, and are willing to be research respondents. Exclusion criteria were T2DM patients who had wounds, were male, and patients who refused to be respondents. Determination of the research sample using the Slovin formula calculation method found a minimum sample that must be taken as many as 35 respondents. Data collection instruments in the form of Ankle Brachial Index (ABI) examination, anthropometric examination, biochemical examination, and physical activity patterns using the Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ) questionnaire. Data analysis used univariate and bivariate, namely chis square test. Results: In the results of the bivariate test which was tested with chis square using the Statistical Package Social Science (SPSS) software version 26.0, it was found that there was a relationship between anthropometry and the ankle brachial index, namely visceral fat p-value <0.05 and trunk fat (chest) p-value <0 ,05. In addition, there is a relationship between metabolism and the ankle brachial index, namely systolic blood pressure p-value <0.05 and diastolic blood pressure p-value