Tinajuan Teori Seksualitas terhadap Praktik Poligami dalam Masyarakat Adat di Desa Gaura Sumba Barat

Poligami merupakan satu dari sekian banyak persoalan seksualitas yang sementara terjadi dalam tatanan masyarakat. Di desa Gaura sendiri, poligami secara umum disebabkan karena legitimasi nilai religius alam aliran kepercayaan Marapu serta budaya patriarki yang terus berkembang. Ciri dari budaya patriarki yang identik dengan hubungan yang eksploitatif dan diskriminatif tanpa disadari menjadikan perempuan sebagai objek dari gelanggang kekuasaan laki-laki. Politik seksualitas dalam keluarga juga menjadikan laki-laki menjadi lebih berkuasa atas perempuan. Di desa Gaura, belis sebagai syarat perkawinan juga lahir dari budaya patriarki yang menjadikan laki-laki dalam posisi memimpin, mengatur, dan menguasai, perempuan. Oleh sebab itu, diperlukan lensa baru dalam relasi perkawinan yang tidak dicirikan dengan hubungan eksploitasi apa pun. Relasi perkawinan harus didasarkan pada kualitas cinta personal dan cinta sebagai aktualisasi diri yang terarah pada kebersamaan hidup yang membahagiakan dan penuh dengan kesetiaan sehingga poligami menjadi suatu hal yang akan dihindari. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan analitis-deskriptif dalam metode penelitian kualitatif untuk menjelaskan mengapa poligami dapat terjadi dengan melihat pemahaman masyarakat adat di desa Gaura tentang poligami. Teknik pengumpulan data yaitu dengan melakukan observasi dan wawancara mendalam untuk mengumpulkan berbagai informasi penting dari partisipan berkaitan dengan poligami yang terjadi di desa Gaura