Hubungan antara Religiusitas dengan Kebermaknaan Hidup pada Narapidana Pengguna Narkoba yang Direhabilitasi di Lapas

Tidak diizinkan karya tersebut diunggah ke dalam aplikasi Repositori Perpustakaan Universitas.Penelitian ini bertujuan untuk menganalis hubungan religiusitas dengan kebermaknaan hidup terhadap narapidana pengguna narkoba yang direhabilitasi di Lapas. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 30 narapidana. Teknik sampling yang digunakan adalah Cluster Sampling (Sampling Area) dengan kriteria narapidana pengguna narkoba yang direhabilitasi di Lapas Narkotika Klas IIA Yogyakarta dan Lapas Perempuan Klas IIA Semarang. Metode pengumpulan data menggunakan metode skala Likert, meliputi skala kebermaknaan hidup yang dikemukakan Frankl (dalam Tang, Ju, dkk, 2015) dan skala religiusitas yang dikemukakan Huber dan Huber (2012). Data dianalisis menggunakan korelasi product moment dari Karl Pearson. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara religiusitas dengan kebermaknaan hidup pada pengguna narkoba yang direhabilitasi di Lapas dengan koefisien korelasi uji hipotesis yang diperoleh sebesar 0,601 dengan nilai signifikansi 0,000. Semakin tinggi religiusitas yang dimiliki oleh individu maka semakin baik makna hidup yang dimilikinya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah religiusitas yang dimiliki individu maka semakin rendah pula makna hidup yang dimilikinya. Penelitian selanjutnya dapat memperluas cakupan subjek penelitian dengan melihat tingkat perbedaan nilai religiulitas oleh subjek dan kebermaknaan hidup antara WBP laki-laki dengan WBP perempuan dengan melihat faktor lain yang mempengaruhi kebermaknaan hidup.This research aims to analyze the relationship between religiosity and the meaningfulness life towards drugs user prisoners who are rehabilitating in prison. The subjects of this research were 30 convicts. The sampling technique that used was Cluster Sampling (Sampling Area) with criteria for drugs user prisoners who were rehabilitated in Class IIA Narcotics Prison in Yogyakarta and Class IIA Prison in Semarang. The data collection process uses the Likert scale method, which includes the scale of meaningfulness of life coined by Frankl (in Tang, Ju, et al., 2015) and the scale of religiosity proposed by Huber and Huber (2012). The data were analyzed by using product-moment correlation of Karl Pearson. The results show a significant positive relationship between religiosity and the meaningfulness of life of drug users who were rehabilitated in prison with the correlation hypothesis’ coefficient testing obtained at 0.601 with its significance value of 0,000. The higher religiosity possessed the individual, the better the meaning of life she or he has. On the contrary, the lower religiosity possessed by the individual, the lower the meaning of life she or he has. Further research broadens the scope of the research subject by looking at the level of differences of the value of religiosity by the subjects and the meaningfulness of life between male and female WBPs by looking at other factors that affect the meaningfulness of life