Pemahaman Jemaat HKBP Salatiga terhadap Roh Orang Mati/ Tondi

Tondi, Masyarakat Batak, HKBPManusia adalah mahkluk hidup sempurna yang diciptakan seturut dengan gambar Allah yang terdiri dari tiga dimensi, yaitu tubuh, roh dan jiwa. Ketiga dimensi ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, namun dapat terpisah ketika manusia mengalami kematian. Kematian merupakan hal yang tidak bisa dihindarkan dalam kehidupan. Bagi masyarakat Batak roh adalah Tondi. Dimana pada umumnya masyarakat Batak memahami bahwa tondi memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Dimana Tondi dipami dapat memberikan berkat dan berperan dalam dunia orang hidup. Hal ini menjadi salah satu tradisi bagi masyarakat Batak untuk selalu hormat kepada arwah leluhur mereka. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahu pemahaman jemaat HKBP salatiga terhadap Roh Orang Mati (tondi). Pada tulisan ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan deskriptif analisis. Metode ini digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang substantif. Kemudian secara mendalam penulis menggunakan metode observasi dan wawancara kepada Jemaat HKBP Salatiga. Dari hasil penelitian yang diperoleh, penulis melihat bahwa pemahaman masyarakat Batak yang pada umumnya diwarisi oleh leluhur mereka untuk meyakini bahwa Tondi memiliki peranan penting adalah tindakan yang salah. Sehingga penulis memperoleh hasil yang memuaskan, dimana jemaat mengalami rekonstruksi pemahaman terhadap roh orang mati. Pemahaman mereka saat ini yaitu berkat bukan berasal dari nenek moyang (arwah leluhur) melainkan dari pada Allah yang telah menciptakan manusia, dan ketika manusia mengalami kematian maka tubuh akan kembali menjadi debu tanah, sedangkan roh akan kembali kepada Allah. Kata kunci: Tondi, Masyarakat Batak, HKB