IDENTIFIKASI KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG WISATA DI DESA SETANGGOR KECAMATAN PRAYA BARAT KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Desa Setanggor merupakan salah satu desa di Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memiliki luas wilayah 5,144 Km2 yang terdiri dari 14 dusun. Desa Setanggor sebagai kawasan desa wisata yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Keputusan Bupati Lombok Tengah Nomor 63, b Tentang Penetapan Desa Wisata di Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2020 yang memiliki keanekaragaman beberapa aspek potensi wisata khususnya di Desa Setanggor antara lain, wisata alam, wisata buatan, wisata seni dan budaya, wisata kerajinan, wisata religi, wisata pertanian (agrowisata), wisata edukasi (pertenakan), wisata memancing (kolam pancing), dan wisata kuliner. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana penunjang wisata di Desa Setanggor. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengunakan pendekatan kualitatif sedangkan jenis penelitian digunakan adalah deskriptif kualitatif. Populasi penelitian untuk teknik pengambilan sampel yaitu bentuk wawancara sedangkan sampel digunakan yaitu teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis triangulasi. Untuk keberadaan sarana dan prasarana penunjang wisata Desa Setanggor diidentifikasi yaitu, fasilitas pendukung pariwisata Desa Setanggor antara lain gazebo/berugaq, tempat olahraga, aula, kantor desa (pemerintahan), masjid/musholla, tempat parkir, tempat penginapan, tempat makan, tempat kerajinan/pengolahan (PIID – PEL), galeri tenun, sanggar seni budaya, taman baca, fasilitas kesehatan, dan pom bensin (pertashop), untuk sarana pokok kepariwisataan seperti biro perjalanan, biro perjalanan wisata/pemandu wisata, perusahaan transportasi, perusahaan akomodasi, tempat makan/warung, untuk sarana pelengkap kepariwisataan seperti lapangan sepak bola dan sarana olahraga air/kolam renang, kemudian didukung dengan fasilitas umum seperti keuangan dan perbankan, bisnis, kesehatan, sanitasi dan kebersihan, rekreasi, lahan parkir, dan fasilitas ibadah maupun fasilitas pariwisata seperti informasi dan pelayanan pariwisata, polisi pariwisata dan satuan tugas wisata, toko cendramata, petunjuk arah/papan informasi pariwisata/rambu lalu lintas wisata, dan bentuk bentang lahan serta prasarana umum pariwisata (utilitas) seperti jaringan air bersih, jaringan jalan, jaringan listrik, drainase, sistem persampahan, jaringan telekomunikasi, dan jaringan listrik atau lampu penerangan