STRATEGI PRAKTEK PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA

The Merdeka Belajar curriculum is packaged simply and in-depth which is focused on the essential and development of student competencies according to the level of its phase. The characteristics of the Merdeka Belajar Curriculum include (1) project-based learning to develop soft skills and character in accordance with the profile of Pancasila Students, (2) focused on essential materials such as literacy and numeracy, and (3) flexible for teachers to carry out learning according to the abilities of students and make adjustments to local contexts and local content. In accordance with the rules of Law Number 20 of 2003 which states that the right of all Indonesian citizens to obtain education is no exception for children with special needs (ABK). Therefore, the Extraordinary School (SLB) also implements the Independent Learning Curriculum in accordance with the predetermined phases for students with special needs. By paying attention to the results of the analysis of these conditions, the PPM team of Special Education Lecturers provided training and assistance related to the implementation of the Merdeka Belajar Curriculum and focused on the practical strategy of the Merdeka Belajar Curriculum. The partner in this PPM activity is MGPK Special Assistance Teacher for Junior High Schools (SMP) in Surabaya. The problem faced by partners is the practical strategy implemented in the Merdeka Belajar CurriculumKurikulum Merdeka Belajar dikemas sederhana dan mendalam yang difokuskan pada esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik sesuai dengan tingkatan fasenya. Karakteristik Kurikulum Merdeka Belajar meliputi (1) pembelajaran berbasis proyek untuk mengembangkan softskill dan karakter sesuai dengan profil Pelajar Pancasila, (2) difokuskan pada materi yang esensial seperti literasi dan numerasi, dan (3) fleksibel bagi guru untuk melakukan pembelajaran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks lokal dan muatan lokal. Sesuai dengan aturan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa hak seluruh warga Negara Indonesia untuk memperoleh Pendidikan tidak terkecuali anak berkebutuhan khusus (ABK). Oleh karena itu, Sekolah Luar Biasa (SLB) juga menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar sesuai dengan fase-fase yang telah ditentukan untuk peserta didik berkebutuhan khusus. Dengan memperhatikan hasil dari analisis kondisi tersebut, maka tim PPM Dosen Pendidikan Khusus memberikan pelatihan dan pendampingan terkait implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dan difokuskan pada strategi praktik Kurikulum Merdeka Belajar. Mitra dalam kegiatan PPM ini adalah MGPK Guru Pendamping Khusus Sekolah Tingkat Pertama (SMP) Se-Surabaya. Masalah yang dihadapi oleh mitra adalah strategi praktik yang diterapkan dalam Kurikulum Merdeka Belajar