Budaya Sabung Ayam Di Tana Toraja Sebagai Tindak Pidana Dalam Perspektif Hukum Pidana Di Indonesia

Adat bukan hanya sebagai pelengkap dalam kehidupan manusia, melainkan juga menjadi sebuah kebutuhan yang harus dimiliki oleh manusia untuk melangsungkan kehidupannya. Adat atau kebudayaan erat kaitannya dengan tradisi seperti kegiatan yang memiliki nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaan, yang mana menjadi sebuah pedoman dalam masyarakat. Dalam masyarakat toraja, dikenal pelaksanaan sabung ayam, yang saat ini sering diperbincangkan oleh masyarakat. Rumusan masalah dalam skripsi ini adalah Kedudukan sabung ayam dalam budaya toraja dan Bagaimanakah pelaksanaan budaya sabung ayam dari perspektfi hukum pidana di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris yang merupakan suatu metode penelitian hukum yang menggunakan fakta-fakta empiris yang diambil dari perilaku manusia, seperti perilaku verbal yang diperoleh dari wawancara, dalam hal ini data yang digunakan yaitu data sekunder yang berupa bahan hukum primet : Wawancara dengan Narasumber di beberapa desa yang terletak di Toraja, Yang kemudian dikumpulkan dan dianalisis dengan mengurai secara beruntun dalam bentuk kalimat, lalu dikontruksikan dalam bentuk kesimpulan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan sabung ayam dalam budaya toraja memiliki beberapa fungsi tersendiri, serta dalam pelaksanaan sabung ayam di tana toraja, tidak boleh dilaksanakan dengan perjudian, karena perjudian bukan merupakan adat budaya tana toraja./ Customs are not only a complement in human life, but also become a necessity that must be owned by humans to carry out their lives. Customs or culture are closely related to traditions such as activities that have values contained in culture, which become a guideline in society. In Toraja society, the implementation of cockfighting is known, which is currently often discussed by the community. The formulation of the problem in this thesis is the position of cockfighting in Toraja culture and how is the implementation of cockfighting culture from the perspective of criminal law in Indonesia. This research is an empirical legal research which is a legal research method that uses empirical facts taken from human behavior, such as verbal behavior obtained from interviews, in this case the data used are secondary data in the form of primary legal materials: Interviews with resource persons in several villages located in Toraja, which are then collected and analyzed by parsing successively in the form of sentences, then constructed in the form of conclusions. From the results of this study, it can be concluded that the implementation of cockfighting in Toraja culture has several functions of its own, as well as in the implementation of cockfighting in Tana Toraja, gambling should not be carried out, because gambling is not a cultural custom of Tana Toraja