Analysis of the correlation between ICT and Tax Revenue in Indonesia

This research aims to analyze the impact of ICT utilization in tax collection at the national, provincial and district/city levels. This research focuses on how far the impact of ICT utilization in increasing tax revenue. Based on that, this research recognizes three econometric models, namely central, provincial and district/city tax revenue models which analyzed through Fixed Effect Model (FEM) and Random Effect Model (REM) then selected by Hausman test. The results indicate that on average, an increase in SMEs using ICT with IP-ICT level 5, will increase the central tax ratio, then an increase in motorized vehicles whose owners use ICT with IP-ICT level 5, will increase the provincial tax ratio, an increase in Gross Regional Domestic Product of the hotel and/or restaurant sector whose owners/managers use the ICT with IP-ICT level 5, will increase district/city tax ratio. The implication of this research, Central Government needs to socialize the use of ICT-based tax applications, Provincial Government should coordinate with local police in disseminating the use of online tax applications for motor vehicle tax, District/City Governments periodically socialize the obligation to use the tapping box or online cash register machine.Penelitian bertujuan untuk melihat dampak pemanfaatan TIK dalam pemungutan pajak di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota. Penelitian ini berfokus pada seberapa jauh pemanfaatan TIK oleh Wajib Pajak (basis pajak) dapat meningkatkan penerimaan pajak. Untuk itu, penelitian ini menggunakan tiga model ekonometri, yaitu model penerimaan pajak pusat, model penerimaan pajak provinsi dan model penerimaan pajak kabupaten/kota yang dianalisis dengan Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM) yang dipilih berdasarkan uji Hausman. Hasil penelitian mengkonfirmasi bahwa secara rata-rata, kenaikan sebanyak 1.263 UKM yang memanfaatkan TIK pada IP-TIK level 5, akan menaikkan rasio pajak pusat sebesar 0,00802 persen, kemudian secara rata-rata, kenaikan sebanyak 30.828 kendaraan bermotor yang pemiliknya memanfaatkan TIK pada IP-TIK level 5, akan menaikkan rasio pajak provinsi sebesar 0,00172 persen, dan secara rata-rata, kenaikan sebesar 108 milyar rupiah PDRB sektor hotel dan/atau restoran yang pemilik/pengelolanya memanfaatkan TIK pada IP-TIK level 5, akan menaikkan rasio pajak kabupaten/kota sebesar 0,00111 persen. Implikasi praktis, Pemerintah Pusat perlu melakukan sosialisasi kepada Wajib Pajak terkait penggunaan aplikasi perpajakan berbasis TIK, Pemerintah Provinsi dapat berkoordinasi dengan kepolisian setempat dalam melakukan sosialisasi penggunaan aplikasi perpajakan online pajak kendaraan bermotor, Pemerintah Kabupaten/Kota secara berkala melakukan sosialisasi kewajiban penggunaan tapping box atau mesin cash register online