PRAKTIK SOSIAL PENGELOLA BADAN USAHA MILIK DESA MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT DENGAN COMMUNITY BASED TOURISM (CBT)

Kehadiran BUM Desa menjadi hal penting bagi pembangunan perekonomian desa. Oleh sebab itu, pemerintah tengah gencar mendorong agar setiap desa di Indonesia memiliki BUM Desa. BUM Desa ‘Talago Sakti’ Desa Baru Semerah merupakan salah satu BUM Desa yang baru dibentuk pada tahun 2020 lalu. BUM Desa ini bergerak dalam bidang pengembangan pariwisata berbasis masyarakat atau community based tourism (CBT). Pada usia genap satu tahun, BUM Desa ini berhasil meraih juara satu sebagai BUM Desa terbaik se-Provinsi Jambi. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari upaya yang dilakukan BUM Desa dan keikutsertaan masyarakat setempat dalam praktik sosial CBT. Usaha menjelaskan sinergi struktur dan agen dalam proses pemberdayaan tersebut, penulis menggunakan perspektif teori Strukturasi Anthony Giddens untuk menganalisis relasi struktur dan agen dalam memproduksi dan mereproduksi praktik sosial CBT. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam, observasi dan pengumpulan dokumen. Teknik pemilihan informan yang digunakan adalah purposive. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Penelitian ini menggunakan teori Strukturasi Anthony Gidden. Hasil penelitian ini menunjukkan praktik sosial pengelola BUM Desa memberdayakan masyarakat dengan CBT, diantaranya berupa memperluas akses pasar bagi pengrajin anyaman bambu, menambah lapangan kerja bagi pemuda-pemudi karang taruna, dan penyertaan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Terdapat 6 struktur enabling sebagai berikut ; tradisi gotong-royong yang masif dilakukan, adanya kebiasaan masyarakat terlibat dalam kegiatan organisasi desa, sosialisasi wacana pembentukkan BUM Desa, menggalang dukungan berbagai pihak, tersedianya sumber modal BUM Desa, dan penerapan sanksi informal bagi masyarakat yang tidak berpartisipasi dalam organisasi desa. Serta terdapat 4 struktur constraining (penghambat), sebagai berikut; penurunan jumlah wisatawan dan pendapatan BUM Desa, BUM Desa tidak lagi melibatkan masyarakat dalam kegiatan perencanaan, pengelolaan BUM Desa kembali pada model pembangunan top-down, dan masyarakat belum paham maksud dan tujuan pendirian BUM Desa. Agen memberikan pemaknaan terhadap praktik sosial CBT berupa ; praktik sebagai aktivitas untuk berkonstribusi terhadap pembangunan masyarakat desa, praktik sebagai tanggung jawab sosial, praktik sebagai aktivitas melatih jiwa sosial. Pemaknaan yang agen berikan terhadap struktur, memperlihatkan bahwa agen juga memiliki andil dalam keberlangsungan praktik sosial yang dilakukannya